Destinasi Wisata

Pembangunan Jembatan Palmerah di Larantuka Flotim Dipastikan Terealisasi, Sudah Ada Kesepakatan

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelabuhan Penyeberangan Tobi Lota, Adonara, Flores Timur, Rabu (26/7/2023), ramai disandari kapal motor penyeberangan. Di depan pelabuhan itu terdapat Larantuka, persis di bawah kaki Gunung Ile Mandiri. Jarak Larantuka-Adonara kurang dari 1 mil. Segera dibangun jembatan penghubung Larantuka-Adonara di titik Pantai Paloh Larantuka sampai di Pantai Tanah Merah Adonara, disebut jembatan Palmerah.

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Pembangunan jembatan Palmerah, menghubungkan Larantuka dengan Pulau Adonara, Flores Timur NTT bakal menghidupkan berbagai sektor di dua daerah itu. Empat instansi pemerintah dan swasta telah sepakat membangun proyek strategis nasional ini dengan nilai Rp 3 triliun.

Kehadiran jembatan sepanjang 1,6 kilometer itu selain berdampak ekonomi, juga bakal melengkapi wisata religius Semana Santa—rangkaian Tri Hari Suci Paskah di Larantuka—sekaligus menjadi destinasi baru.

Agus Ola Tadon (34), nelayan asal Dusun Tanah Merah, Desa Tobi Lota, Kecamatan Wotan Ulumado, Flores Timur, Senin (1/4/2024), mengungkapkan kegembiraan luar biasa setelah membaca berita pembahasan kembali pembangunan jembatan yang menghubungkan Larantuka dengan Adonara. Pria ini mengaku terus mengikuti perkembangan pembangunan jembatan itu.

”Saya dan seluruh masyarakat Adonara mengharapkan pembangunan itu terealisasi. Rencana pembangunan jembatan itu digagas almarhum Gubernur NTT Frans Lebu Raya pada 2016, berhenti setelah berganti kepemimpinan daerah. Tetapi, pada akhir masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pembangunan jembatan kembali digulirkan lagi.

Agus menuturkan, meski jarak Pelabuhan Larantuka dengan Pelabuhan Tobilota hanya ditempuh 15 menit dengan kapal motor, kondisi gelombang di Selat Gonzalu sangat deras.

Sering terjadi kecelakaan laut di wilayah itu, terutama saat cuaca buruk. Terkadang pula kapal motor membawa kendaraan roda empat terguling dan masuk ke dalam laut saat kapal itu diterjang gelombang.

Titik pusat keramaian Larantuka hanya di Dermaga Larantuka dan sekitarnya, sekitar 15.000 meter persegi. Larantuka sulit dikembangkan karena terletak persis di bawah kaki Gunung Ile Mandiri. Jika jembatan Palmerah dibangun, penumpukan penduduk, pertokoan, dan perhotelan bisa dialihkan ke pesisir Pulau Adonara, yang berhadapan langsung dengan Larantuka.

Jarak Larantuka-Adonara kurang dari 1 mil atau 1,6 km. Namun, sering pemerintah daerah menutup pelayaran itu saat cuaca buruk, mobilitas warga dan barang pun tersendat. Bahkan, pasien dari Adonara sulit akses ke rumah sakit di Larantuka. Beberapa pasien sakit parah atau gagal melahirkan meninggal dalam perjalanan ke Larantuka.

Penanggung jawab dan perwakilan PT Tidal Bridge Indonesia, Andreas Wellem Koreh, menyatakan telah mengikuti pertemuan dengan kepala staf presiden (KSP) yang membidangi infrastruktur, energi, dan investasi, Febry Calvin Tetelepta, 26 Maret 2024, di Jakarta. Dalam pertemuan, dibahas rencana pembangkit listrik tenaga arus laut sekaligus pembangunan jembatan Palmerah.

Pertemuan dihadiri Direktorat Jembatan Kementerian PUPR, Kementerian ESDM,Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PT PLN, Dirut PT Tidal Indonesia, dan Pemprov NTT. Pada kesempatan itu, Febry Tetelepta mengatakan, tugas KSP mengawal semua proyek strategis nasional yang belum rampung dalam masa pemerintahan Presiden Jokowi. Salah satu di antaranya rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Arus laut (PLTAL) Larantuka yang sudah lebih dari 8 tahun, tetapi belum direalisasikan.

Ia menyebutkan, PLTAL Larantuka pernah masuk dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL, 2019-2028). Namun, sempat dikeluarkan dari RUPTL 2021-2030 karena feasibility study dari PT Tidal Bridge belum memenuhi kelayakan ekonomi dari PLN.

Belanda-Indonesia

Namun, proyek ini juga dalam kerangka kerja sama pemerintah Belanda dengan Indonesia sehingga dalam RUPTL 2024-2033, PLTA Larantuka kembali dimasukkan.

Selain itu, PLTA Larantuka telah mendapatkan komitmen pembiayaan dari Bank Pembangunan Belanda (FMO). PT Tidal Bridge membutuhkan jembatan karena turbin pembangkit energi listrik akan dipasang di badan jembatan, yang menghubungkan Pulau Flores dengan Pulau Adonara.

Dikatakan, pembicaraan sudah mengerucut, akan ada kerja sama empat pihak, yakni Kementerian PUPR, Pemprov NTT, PT Tidal Bridge, dan PT PLN. Kajian dari BRIN, potensi arus laut di selat ini menghasilkan listrik 300 megawatt.

”Tahap awal, PT Tidal Bridge membangun power plant dengan kapasitas 40 MW, dibangun secara modular, artinya bisa dikembangkan duplikasinya sesuai perkembangan kebutuhan listrik di Pulau Flores, Adonara, dan sekitarnya,” kata Andreas.

Halaman
12

Berita Terkini