Paskah 2024

Umat Paroki St Antonius Padua Sasi Diminta Menghayati Kisah Sengsara Yesus Kristus

Penulis: Dionisius Rebon
Editor: Edi Hayong
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pastor Paroki Santo Antonius Padua Sasi-Kefamenanu, Pater Jose Alexander Nitsae OFMConv saat memimpin Ibadat Jumat Agung, Jumat, 29 Maret 2024.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon

POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Pastor Paroki St Antonius Padua Sasi, Kefamenanu, Pater Jose Alexander Nitsae, OFMConv menyampaikan pesan penting bagi umat pada perayaan Jumat Agung, Jumat 29 Maret 2024.

Menurutnya, Ibadat Jumat Agung menggenang Kisah Sengsara dan Wafat Tuhan Yesus Kristus menjadi ajakan bagi umat untuk menghayati kisah tersebut. 

Selain mengenang sengsara dan wafat Tuhan Yesus Kristus, Ibadat Jumat Agung juga menjadi momentum ajakan bagi segenap umat untuk mencoba melihat bagaimana nilai-nilai kasih pengorbanan yang luar biasa yang mana telah diwariskan oleh Yesus Kristus kepada umat.

Berangkat dari peristiwa perjamuan Kamis Putih bagaimana Yesus Kristus menundukkan kepala, merendahkan diri dan berlutut di hadapan para muridNya untuk membasuh kaki mereka, ungkap Pater Jose, secara tersirat memberikan pesan tentang sebuah tindakan pelayanan yang bersumber dari sebuah ketulusan.

"Maka yang kita lihat adalah bagaimana Yesus Kristus merendahkan diri dan berlutut di hadapan Petrus yang akan menyangkalnya dan Yudas Iskariot yang akan mengkhianati dia, akan tetapi walaupun Yesus sudah mengetahui akan hal itu namun, Dia masih mau melayani mereka,"ujarnya saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Jumat, 29 Maret 2024.

Dikatakan Pater Jose, pesan yang mau disampaikan Yesus dalam kisah tersebut yakni bagaimana semua umat senantiasa membangun nilai-nilai pelayanan yang bersumber dari sebuah ketulusan. Hal ini telah diajarkan oleh Yesus.

Dorongan untuk memberikan pelayanan dan perhatian kepada orang lain, lanjutnya, haruslah bersumber dari kedalaman hati yang sungguh-sungguh tulus tanpa melihat unsur di balik itu.

Baca juga: Paskah 2024, Jalan Salib di Gua Toro Atambua, Umat Diajak untuk Membangun Pertobatan Terhadap Alam

Pelayanan itu juga tidak harus melihat siapa dan apa yang pernah dilakukan terhadap kita. Tidak ada ruang bagi seseorang untuk menutup pintu kasih dalam pelayanan apapun alasannya.

"Kasih itu haruslah sempurna. Sekalipun dia itu bukan orang-orang yang ada di dalam lingkaran kita  Artinya bahwa, sekalipun dia memusuhi saya, sekalipun dia akan mengkhianati saya, atau pernah mengkhianati saya, tetapi ketika kita dipanggil untuk membagikan kasih dan pelayanan kepadanya maka, kita harus melupakan semua itu sama seperti yang telah ditunjukkan oleh Yesus,"pungkasnya.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkini