POS-KUPANG.COM, KUPANG - Perdana Menteri Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), Ray Kala Xanana Gusmao hadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Australia di Melbourne Australia, awal pekan ini.
Kehadiran pemimpin Timor Leste di Melbourne Convention and Exhibition Center (MCEC), Melbourne, Australia itu dalam statusnya sebagai pengamat KTT yang berlangusng 4-6 Maret 2024.
Dengan status pengamat yang diberikan kepada negara tersebut, maka delegasi Timor Leste dapat menghadiri semua pertemuan ASEAN dan sesi KTT dalam rangka memperkuat integrasi regional dan kolaborasi di Asia Tenggara.
Baca juga: Timor Leste Jadi Negara Anggota ASEAN ke-11, Berikut Waktu Bergabungnya
Dilansir dari situs Kementerian Komunikasi dan Informartika Republik Indonesia, secara prinsip, Timor Leste telah menjadi anggota ASEAN ke-11 pada November 2022. Tepatnya dalam KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) ASEAN di Phnom Penh, Kamboja.
Melbourne Declaration
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyebut KTT Khusus ASEAN-Australia menghasilkan dua dokumen, yaitu Melbourne Declaration dan ASEAN-Australia Leaders Vision Statement.
“Melbourne Declaration berisi arah kerja sama di bidang politik-keamanan, ekonomi, dan sosial budaya ke depan,” ujar Retno dalam keterangan persnya yang dikutip dari Antara.
Sementara itu, ASEAN-Australia Leaders Vision Statement merupakan visi para pemimpin dalam menghadapi berbagai tantangan perubahan geopolitik, geostrategi, dan geoekonomi.
Diselenggarakan untuk memperingati 50 tahun kemitraan ASEAN dengan Australia, tema dalam KTT tersebut adalah “A Partnership for the Future”.
KTT itu sendiri secara garis besar dibagi dalam dua sesi, dengan sesi pertama membahas “Future ASEAN- Australia Cooperation” dan “The Three ASEAN Cooperation Pillars”.
Lebih lanjut Retno menjelaskan bahwa tahun lalu, Australia merilis dokumen strategi ekonomi Australia untuk Asia Tenggara, yang dibuat oleh Utusan Khusus Australia untuk Asia Tenggara Nicholas Moore
“Inti dari laporan Nicholas Moore tersebut sebenarnya merupakan sebuah pendekatan baru yang akan dilakukan oleh Australia untuk meningkatkan perdagangan dan investasi dengan Asia Tenggara."
"Di mata Australia, Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat potensial dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, kedekatan geografi tentunya, komplementaritas ekonominya, dan merupakan bagian dari upaya Australia untuk melakukan diversifikasi ekonomi,” kata Retno.
Di dalam laporan tersebut terdapat empat hal besar yang akan dilakukan, yaitu meningkatkan kesadaran (raising awareness), menghilangkan hambatan (removing blockages), pembangunan kapasitas (building capacities), dan memperdalam investasi (deepening investment).