Ia menuturkan, pengawasan ketat sudah dilakukan sejak erupsi pertama kali terjadi pada 23 Desember 2023. Erupsi memaksa lebih kurang 6.500 jiwa diungsikan. Kala itu, berdatangan bantuan yang sebagian bersumber dari para politisi yang kini bertarung di pemilu. Bawaslu sudah mengingatkan agar tidak menyertakan embel-embel politik di setiap bantuan. ”Imbauan itu dipatuhi,” ucapanya.
Ia menambahkan, di setiap TPS akan ada satu petugas pengawas. Berkat kemajuan teknologi, pengawasan dan pelaporan data lapangan kini relatif lebih mudah. Di Flores Timur, sebanyak 208.890 pemilih masuk dalam daftar pemilih tetap. Mereka tersebar di Pulau Flores, Solor, dan Adonara.
(kompas.id/fransiskus pati herin)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS