POS-KUPANG.COM - Dominukus da Silva, 56 tahun, warga Desa Silawan, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, yang berbatasan dengan Timor Leste, duduk di gubuk miliknya sambil menikmati pemandangan lahan pertanian jagung dan tanaman lainnya.
Desanya sendiri berhadapan langsung dengan negara tetangga.
“Di sana kita bisa melihat perbatasan Indonesia-Timor Leste,” ujarnya sambil menunjuk sungai yang memisahkan kedua negara yang dulunya merupakan satu kesatuan.
Da Silva adalah seorang penduduk desa yang memilih untuk berjanji setia kepada Indonesia setelah pemisahan diri Timor Leste. Ia menjadi penghuni Desa Silawan sejak tahun 1999.
Kecintaannya pada Indonesia-lah yang mendorong Da Silva mengabdikan diri pada tanah air lewat pekerjaannya sebagai petani. Ia mengatakan, dirinya selalu mengikuti festival demokrasi nasional untuk memilih presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif.
Ia menganggap keikutsertaannya dalam pemilu sebagai suatu kebanggaan, dan ia yakin bahwa satu suara pun dapat menentukan masa depan Indonesia. Membiarkan petani menggunakan hak pilihnya di TPS tidak akan mengakibatkan gagal panen, ujarnya.
“Saya bisa bertemu dengan banyak orang dengan pilihan politik berbeda di TPS,” ujarnya sambil menikmati ubi goreng yang disajikan istrinya.
Meski minim pengetahuan tentang media sosial, ia mengaku sering mendapat update dan informasi dari rekan-rekannya.
“Masyarakat desa seperti kami dulu menerima informasi dan menerimanya begitu saja,” ujarnya.
Baca juga: Dusun Naktuka di Oekusi Bisa Memicu Sengketa Perbatasan Timor Leste - Indonesia
Belajar dari pengalaman, Da Silva dan warga desa sepakat untuk tidak mudah terpicu oleh informasi yang dapat mengganggu keharmonisan masyarakat di desa.
“Saya dan rekan-rekan berharap pemilu mendatang dapat berjalan dengan aman dan damai, tanpa adanya tindakan-tindakan yang merugikan dan menimbulkan rasa kebencian di antara kita semua, mengingat kita hidup di wilayah perbatasan,” tegasnya.
Pemilu yang damai
Memang menjadi tugas bangsa yang penuh tantangan untuk menjamin kelancaran Pemilu 2024 di wilayah yang berbatasan dengan Indonesia dan Timor Leste. Oleh karena itu, seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Belu sepakat untuk mengambil tindakan kolektif guna membuka jalan bagi pemilu yang aman dan damai, terutama di lingkungan mereka.
Indonesia akan menyelenggarakan pemilihan umum pada tanggal 14 Februari, yang diperkirakan akan diikuti oleh sekitar 204,8 juta pemilih. Masa kampanye politik dimulai pada 28 November 2023 dan berakhir pada 10 Februari.
Dalam pemilu, rakyat akan memilih presiden dan wakil presiden serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) di tingkat provinsi, kota, dan kabupaten.
Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Belu telah mendaftarkan total 161.304 orang dalam daftar pemilih tetap.