Lewotobi Erupsi

Lewotobi Erupsi, Pengungsi Diperbolehkan Pulang ke Rumah Kecuali Warga Dulipali dan Klatanlo

Editor: Edi Hayong
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-laki di posko Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA- Warga pengungsi Gunung Lewotobi Laki-laki diperbolehkan untuk pulang ke rumah meski status gunung masih Level III (Siaga), kecuali Desa Dulipali di Kecamatan Ile Bura, dan Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang.

Keputusan itu sesuai dengan hasil rapat tim koordinasi penanggulangan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki lingkup Pemerintah Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT pada Senin, 5 Februari 2024.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Flores Timur, Hery Lamawuran, mengatakan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat Desa Klatanlo dan Dulipali masuk dalam radius 4 kilometer dari pusat erupsi.

Karena masuk dalam peta kawasan rawan bencena (KRB), maka kedua desa yang saling berdampingan namun beda kecamatan itu tetap berada di lokasi pengungsian.

"PVMBG melalui Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-laki, mengamati Klatanlo dan Dulipali masuk radius 4 kilometer," ujarnya kepada wartawan.

Sementara Desa Hokeng Jaya dan Nawokote di Kecamatan Wulanggitang, serta Nobo dan Nurabelen di Kecamatan Ile Bura boleh pulang karena tidak masuk dalam zona rawan rawan bencana.

"Dapat dipulangkan dari pengungsian ke masing-masing desa, yakni, Nurabelen, Nobo, Hokeng Jaya, dan Nawokote," jelasnya.

Baca juga: Lewotobi Erupsi, Kisah Nestapa Lansia Sebelum Meninggal di Tempat Pengungsian

Dijelaskan, warga boleh pulang secara mandiri perhari ini, Senin, 5 Februari 2024. Sementara puncak mobilisasi pemulangan akan terjadi setelah masa tanggap darurat kedua berakhir, yaitu tanggal 7 Februari 2024.

Meski demikian, warga sekitar lereng Gunung Lewotobi wajib mewaspadai aliran banjir lahar dingin akibat hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

"Masyarakat yang dipulangkan tetap waspada dan dapat difasilitasi oleh pemerintah desa untuk aktivitas siskamling," pesannya.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkini