Kerusuhan Papua Nugini

Pasca Kerusuhan Papua Nugini, Menteri Timothy Masiu Akan Tutup Media Sosial Selama 10 Hari 

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Media Papua Nugini Post-Courier melaporkan ancaman media sosial hari ini setelah kerusuhan dan penjarahan Rabu Hitam minggu lalu. . . “ini bukan demokrasi,” kata editorial tersebut.

O’Neill terus menentang rencana pemerintah tersebut dengan menyatakan bahwa pemerintah sekarang takut terhadap suara masyarakat.

“Tampaknya pemerintah takut terhadap suara rakyatnya sendiri padahal seharusnya pemerintah mendengarkan perjuangan masyarakat yang berdiskusi secara online tentang praktik tata kelola buruk yang dilakukan pemerintah; pengangguran yang tinggi; anggaran berantakan dan melumpuhkan biaya hidup,” ujarnya.

“Itulah yang dibicarakan orang-orang di jalan, di rumah, dan di media sosial. Akankah mereka selanjutnya memasuki rumah kita dan memantau percakapan antar anggota keluarga?

“Pemerintah harus mendengarkan dan menghentikan omong kosong yang mencoba mengendalikan demokrasi kita yang dinamis.

Kembali ke dasar dan bangun negara kita; hidup sesuai kemampuan kita dan mengembangkan lapangan kerja serta menyediakan layanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas. Kembali ke kepolisian kuno, bukan intimidasi.”

Pemimpin Oposisi Joseph Lelang dan wakilnya Douglas Tomuriesa tidak menanggapi pertanyaan PNG Post-Courier tadi malam.
 
(asiapacificreport.nz)
 
 
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS 
 
 

Berita Terkini