Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 12 Januari 2024, Maka Mereka Membuka Atap  

Editor: Edi Hayong
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Jumat 12 Januari 2024

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul : Maka Mereka Membuka Atap .

Renungan Harian Bruder Pio Hayon, SVD  Hari Jumat Biasa Pekan I merujuk pada Bacaan I: 1 Sam. 8: 4-7.10-22a dan Injil : Mrk. 2: 1-12

Berikut ini teks lengkap renungan Bruder Pio Hayon SVD

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Tindakan untuk membuka atap rumah biasanya untuk satu perbaikan di atap rumah yang mulai rusak dan bocor.

Tindakan membongkar atau membuka atap rumah biasanya dilakukan hanya pada saat-saat tertentu saja jika memang ada keperluan yang sangat vital karena atap rumah itu sangat penting untuk semua penghuni rumah seluruhnya.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Kembali lagi kita di pekan pertama di hari Jumat ini disuguhkan dengan inspirasi dari kelanjutan kisah Yesus menyembukah orangn kusta yang kita renungkan kemarin.

Setelah orang kusta itu sembuh, dia menyebarkan berita tentang Yesus yang sudah menyembuhkan dia ke semua wilayah.

Peristiwa itu menjadi buah tutur orang-orang di wilayah itu maka Yesus tidak terang-terangan lagi untuk tampil di depan umum.

Itu artinya sudah banyak orang yang akan mencari Yesus untuk diminta penyembuhan tetapi juga orang-orang yang tidak menyukai Yesus pun pasti tetap mencari Yesus untuk menjatuhkan Dia.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 12 Januari 2024, Tindakan Nekat Muncul dari Kehendak yang Kuat

Baca juga: Renungan Harian Katolik 11 Januari 2024, Tiga Cara Tetap Percaya akan Masa Depan yang Lebih Baik

Dampak terbesar dari peristiwa itu adalah semakin banyak orang mencari Yesus.

Dan itu kita dapatkan dalam bacaan hari ini: “Selang beberapa hari sesudah Yesus datang ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. 

Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada tempat lagi bahkan di muka pintu pun tidak.”

Itu berarti benar bahwa berita tentang mujizat penyembuhan orang sakit kusta itu sudah tersebar ke mana-mana karena semakin banyak orang datang bertemu untuk mendengarkan Yesus dan menyembuhkan yang sakit dan penyakit baik itu sakit lahiriah maupun batiniah.

Dan diceritakan bahwa ketika Yesus sedang memberitakan sabda kepada banyak orang itu, beberapa orang datang membawa seorang lumpuh kepadaNya.

Tetapi mereka tidak bisa membawanya di hadapan Yesus untuk disembuhkan karena banyaknya orang yang datang mendengarkan Yesus dengan sendirinya menutup jalan masuk ke rumah tempat Yesus memberitakan sabda.

Dan para pembawa orang lumpuh itu tidak kehilangan akal mereka lalu mencari jalan keluar sedikit berbeda: “Maka mereka membuka atap yang di atas Yesus.

Sesudah atap terbuka, mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.” Dan ketika Yesus melihat iman mereka yang luar biasa itu, Yesus menyembuhkan orang lumpuh itu.

Para pengusung orang lumpuh itu mencari jalan keluar yang terlihat sedikit aneh dan tidak biasa di kalangan masyarakat.

Namun mereka tetap jalankan itu dengan membongkar atau membuka atap rumah dan menurunkan orang Lumpuh itu ke hadapan Yesus.

Tindakan semacam ini memang tindakan yang tidak biasa dan tampaknya seperti melanggar norma yang ada dalam masyarakat.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 11 Januari 2024, Mengenal Bangsa Israel

Terlepas dari bentuk dari atap rumah dan bagaimana sampai mereka bisa membongkar atap rumah sebagai sebuah simbol bukanlah menjadi pokok masalah yang dibahas di sini.

Yang paling penting di sini adalah bagaimana usaha para pengusung orang Lumpuh itu mencari jalan keluar walaupun tidak biasa untuk menurunkan orang lumpuh itu agar bisa disembuhkan oleh Yesus.

Kita melihat usaha mereka ini sebagai sebuah simbol tentang melawan atau membongkar satu tatanan yang sudah baku dan melawannya untuk bisa menjumpai Yesus.

Orang lumpuh dan orang-orang yang mengusungnya pasti adalah masyarakat lapisan bawah yang tentunya tidak mampu menyusup masuk ke dalam rumah karena pasti akan dimarahi dan bahkan mungkin diusir.

Maka mereka mencari jalan alternatif lainnya dengan membuka atap rumah dan menurunkan orang Lumpuh itu di hadapan Yesus.

Ternyata untuk datang kepada Yesus bisa terhalang oleh begitu banyak hal termasuk tradisi atau adat istiadat, hukum, pandangan, atau masih banyak lainnya yang mampu menghalangi kita.

Dan para pengusung itu siap melanggar semua itu dan bisa menghantar orang Lumpuh itu. Kita juga kadang atau seringkali masih sangat kaku dengan begitu banyak ritual atau administrasi atau ajaran dogma yang bisa menghalangi orang atau umat datang kepada Yesus untuk diselamatkan.

Maka kita perlu “membongkar atap rumah”  atau pola berpikir kita yang kaku dan normatif untuk mencari jalan alternatif yang kreatif untuk membawa orang kepada Tuhan.

Mari kita belajar untuk bisa keluar dari zona nyaman kita dan siap membantu orang dan membawa orang kepada Tuhan untuk diselamatkan.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: kita semua selalu berusaha mencari untuk menemukan Tuhan dalam hidup kita.

Kedua, setiap usaha pencarian itu perlu selalu disertai dengan iman yang benar.

Ketiga,perlu juga keluar dari zona nyaman kita untuk mencari jalan terbaik untuk menemukan dan membawa orang kepada Tuhan. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkini