Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Para nelayan di Teluk Lewoleba, Kabupaten Lembata masih menanti dengan harap harap cemas.
Mereka sudah mendapat kabar sebuah perusahaan mutiara akan membuka lahan budidayanya di kawasan laut Tanjung Ile Ape. Kawasan perairan ini merupakan bagian dari Teluk Lewoleba yang secara turun temurun menjadi tempat mencari ikan para nelayan.
Perwakilan para nelayan kembali mendatangi Kantor DPRD Lembata pada Senin, 6 Januari 2024. Mereka datang untuk memenuhi undangan DPRD Lembata yang ingin menggelar rapat kerja dengan pihak perusahaan mutiara, para nelayan dan Dinas Kelautan dan Perikanan.
Baca juga: Warga Lewoleba Apresiasi Kerja Sama Pemkab Lembata dan Undana
Pertemuan tersebut molor berjam-jam dari jadwal pukul 09.00 WITA. Sampai tengah hari pun hanya terlihat tiga orang perwakilan nelayan di Kantor DPRD Lembata.
Karena molor, Ketua Aliansi Nelayan Teluk Lewoleba Firman Ismail dan Sekretarisnya Sumarmo Hamid pun memilih pulang.
Sumarmo mengatakan para nelayan tetap menolak kehadiran perusahaan mutiara di Teluk Lewoleba karena mengancam ruang nelayan untuk mencari ikan. Kawasan Teluk Lewoleba menurutnya selama ini sudah menjadi ‘ruang bertarung’ antara nelayan tradisional dan para nelayan dengan kapal Purse Seine. Kehadiran perusahaan mutiara bakal memperparah konflik nelayan di sana.
Baca juga: Kapolres Lembata Vivick Tjangkung Bantah Potong Dana Operasi Mantap Brata Personel
“Kami tidak menolak investasi di Lembata, kami hanya minta tempatnya dipindahkan,” ungkap Sumarmo saat ditemui di Kantor DPRD Lembata. Pengurusan izin operasi di wilayah laut memang merupakan kewenangan Pemprov NTT tetapi dia berharap DPRD Lembata dan Pemda Lembata bisa menyuarakan kegelisahan masyarakat nelayan ini.
“Masyarakat juga gelisah sekarang karena paling tidak kami bisa tahu sikap pemerintah seperti apa,” ujar Sumarmo.
Firman menambahkan sikap DPRD Lembata sampai saat ini masih ‘mengambang’ atau belum menentukan sikap secara kelembagaan. Sementara itu, pihaknya terus membangun koordinasi dengan warga di lima desa di wilayah Tanjung Ile Ape.
Baca juga: Hujan Abu Vulkanik Gunung Ile Lewotolok Sempat Guyur Pemukiman Warga di Kecamatan Ile Ape
“Sekarang masyarakat di tanjung baru sadar dan baru tahu kalau kehadiran perusahaan mutiara bisa mengancam aktivitas melaut nelayan. Kita harap pemda bisa suarakan ini,” imbuhnya.
“Kita tidak tolak investasi tapi untuk wilayah teluk ini jangan. Biarkan masyarakat tradisional bekerja di sana secara turun temurun,” ungkapnya.
Anggota DPRD Lembata Yosep Boli Muda sudah menyatakan sikap tegasnya menolak kehadiran perusahaan mutiara di wilayah Tanjung, Teluk Lewoleba. Dia menyebut mengizinkan kehadiran perusahaan mutiara sama saja dengan mengikis kebiasaan anak-anak Lembata untuk pergi ke laut mencari ikan dan hasil laut lainnya.
Aba Hitam, salah satu nelayan, menyatakan dengan tegas bahwa dia dan para nelayan menolak kehadiran perusahaan mutiara di kawasan teluk Lewoleba.