POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul : Mereka Tidak Mendengarkan.
Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD pada hari Jumat Pekan Adventus II merujuk pada Bacaan I: Yes. 48: 17-19 dan Injil : Mat. 11: 16-19
Berikut ini teks lengkap renungan Bruder Pio Hayon SVD
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Kata mendengar atau mendengarkan dinegasikan menjadi tidak mendengarkan. Maka ketika orang tidak mendengarkan, selalu saja akan berdampak negatif bagi dirinya dan bagi orang lain.
Karena mendengar itu sendiri selalu dua tipe, yang aktif dan pasif. Nah kalau yang ini sama sekali tidak mendengar itu artinya tidak ada unsur kesadaran untuk melakukan apa-apa dan menjadi sangat apatis. Sikap inilah yang membuat manusia menjadi sangat ego.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini kembali lagi kita diinspirasi masih dengan kata kunci yang sama yakni kata mendengar atau mendengarkan.
Kemarin kita melihat kata mendengarkan sebagai seorang murid yang siap mendengarkan suara Tuhan itu lewat sabda dan semua peristiwa hidup atau bahkan kejadian harian kita yang kita alami sekecil apapun itu.
Baca juga: Renungan Harian Katolik 15 Desember 2023 Yohanes Pembaptis Maupun Anak Manusia tak Didengarkan Orang
Kepekaan seorang murid untuk mendengarkan suara Tuhan mengandaikan mendengarkan secara aktif dan bukan pasif yaitu mendengarkan dengan hati untuk membangkitkan kesadaran kita agar dengan begitu kita siap beraksi untuk melakukan kehendak Tuhan sesuai dengan SuaraNya yang sudah kita dengarkan.
Namun hari ini, kata mendengarkan di negasikan dengan “tidak mendengarkan”.
Konteks tidak mendengarkan sebagai inspirasi kita hari ini berawal dari kisah nabi Yesaya sebagai perpanjangan mulut Allah memberikan isyarat kepada bangsa Israel tentang belaskasihan Allah kepada mereka: “Akulah Tuhan Allahmu yang mengajarkan hal-hal berfaedah bagiku, yang menuntun engkau di jalan yang harus kau tempuh.”
Namun yang terjadi adalah bangsa Israel tidak mendengarkan suara Yahwe itu maka Yesaya berseru atas nama Tuhan: “Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintahKu, maka damai sejahteramu akan seperti sungat yang tak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tak pernah berhenti.”
Itulah janji Allah sebenarnya bagi bangsa Israel “sekiranya” mereka memperhatikan perintah-perintah Tuhan. Maka dampak dari tidak mendengarkan dan memperhatikan perintah-perintah Tuhan itulah mereka mendapatkan kutukan dan pembuangan ke negeri asing, Babilonia.
Jika mereka mendengarkan suara Tuhan dan melakukannya, mereka sebenarnya juga telah melakukannya untuk turunannya dan nama mereka selalu ada di hadapan Allah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 15 Desember 2023, Tetaplah Berbuat Baik
Tapi begitulah manusia, gemar sekali untuk melawan. Dan dalam Injil, kita pun terinspirasi dengan tidak mendengarkan suara Tuhan.
Yesus berkata kepada orang banyak: “Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya, ‘Kami meniup seruliing bagimu tetapi kalian tidak menari.
Kami menyanyikan kidung duka, tetapi kalian tidak berkabung. Sebab Yohanes pembaptis datang, ia tidak makan dan tidak minum dan mereka berkata: “Ia kerasukan setan.”
Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum dan mereka berkata: “Lihatlah, seorang pelahap dan peminum sahabat pemungut cukai dan orang-orang berdosa.”
Umat Israel tidak mendengarkan dan mengindahkan semua suara para nabi bahkan juga Anak Manusia. Mereka sudah tidak mengindahkan suara Tuhan dan lebih buruk lagi membuat komentar negatif tentang Yohanes Pemandi dan Anak Manusia dari pada mengurus diri mereka sendiri.
Itulah kita, kita gampang sekali jatuh ke dalam mengeritik atau mengumpat – umpat orang lain tetapi kita sendiri sedang jauh dan masih berdosa di hadapan Allah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 15 Desember 2023, Tetapi Hikmat Allah Dibenarkan oleh Perbuatannya
Kita sangat cepat menilai orang lain tetapi lupa mengoreksi diri kita sendiri bahkan untuk dengan rendah hati mendengarkan suara Tuhan lewat peristiwa hidup atau bahkan dari orang lain atau dari lingkungan kita sendiri pun kita masih sangat sulit.
Ini semua karena ego diri kita masih bercokol sangat kuat dalam diri kita. Ego itulah yang membuat diri kita selalu menjadi pusat dan orang lain harus berkiblat kepada kita lalu kita menjadi sombong dan lupa daratan sehingga kita gampang jatuh dalam dosa.
Maka marilah kita belajar untuk selalu mendengarkan suara Tuhan dalam bentuk apa saja agar dengan begitu kita akan diarahkan menjalani hidup sesuai kehendak Tuhan sendiri.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: sikap tidak mendengarkan akan membuat kita lebih gampang jatuh dalam kesombongan. Kedua, ego diri kita selalu menjadi penghalang yang harus mendapat perhatian kita untuk mengolahnya.
Ketiga, belajarlah untuk menghilangkan kecenderungan kita untuk terlalu cepat menilai atau mengumpat atau menghina orang lain dan sebaliknya lebih cepat untuk mengoreksi diri sendiri.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS