POS-KUPANG.COM – Kelompok Kriminal Bersenjata yang melakukan penyerangan terhadap para pendulang emas di Yahukimo, ternyata dilatarbelakangi oleh perebutan lahan tambang. Lahan itu selama ini ‘dikuasai’ pendulang emas dan direbut oleh sesama anggota KKB Papua.
Fakta itu dibeberkan oleh Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, kepada awak media di Jakarta Minggu 29 Oktober 2023. Ia mengungkapkan itu ketika ditemui di Kompleks Gelora Bung Karno, siang kemarin.
Dikatakannya, penyerangan itu dipicu oleh perebutan lahan tambang. Akibatnya 95 orang pendulang emas jadi korban dan 13 di antaranya meninggal dunia.
Yudo Margono mengungkapkan bahwa lahan itu direbut antar anggota KKB Papua. “Jadi, ada persaingan kegiatan-kegiatan ilegal di sana, tambang illegal. Sebenarnya pemainan itu ya antara orang KKB. persaingan antara KKB lah sama KST," kata Yudo.
Motif tersebut, terjadi juga dalam peristiwa penyerangan terhadap para buruh bangunan yang mengerjakan fisik gedung puskesmas yang didirikan di Kampung Eromaga, Distrik Omukia Kabupaten Puncak.
Mulanya, kata Yudo Margono, anggota KKB Papua itu meminta kepercayaan. Namun setelah dipercayakan pemerintah untuk membangun gedung itu, gedung itu dirusaki lagi oleh anggota KKB Papua lainnya.
"Mereka meminta kepercayaan, dipercaya masyarakat di sana, sudah diberi kepercayaan oleh pemerintah untuk membangun tapi dirusak lagi juga sama sama kan susah juga ini," ujarnya.
Karena itu, TNI-Polri akan terus me jaga stabilitas keamanan di wilayah tanah Papua agar masyarakat bisa hidup tenteram.
Aparat gabungan juga turut terlibat dalam pencarian korban konflik di Yahukimo dan mengevakuasi masyarakat ke lokasi yang aman.
"Yang kemarin melaksanakan dari apa, penduduk yang melakukan penambangan ilegal itu ya, sudah ketemu itu," kata Yudo.
Sebelumnya, KKB asal Nduga di bawah pimpinan Asbak Koranue dan Yotam Bugiangge, menyerang kawasan pertambangan ilegal di Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada 16 Oktober 2023.
Kepala Satgas Ops Damai Cartenz 2023 Kombes Faizal Ramadhani menyebut total korban serangan KKB mencapai 95 orang.
Dari jumlah tersebut, 13 orang ditemukan dalam keadaan tewas, 82 orang lainnya selamat dan berhasil dievakuasi ke Distrik Dekai.
"Total ada 82 orang yang kita evakuasi," ujarnya melalui pesan singkat, Jumat 27 Oktober 2023.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Satgas Ops Damai Cartenz, Kombes Pol Faizal Ramadhani, menyebutkan bahwa sampai saat ini masih banyak pendulang emas yang belum ditemukan.
“Sampai sekarang masih banyak pendulang emas yang belum ditemukan. Belum semua korban serangan KKB Papua ditemukan,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, sampai saat ini prajurit TNI Polri yang tergabung dalam Satgas Ops Damai Cartenz, masih terus melakukan pencarian. Penyisiran di lokasi kejadian dan sekitarnya, masih terus dilakukan.
Ini dilakukan sejak KKB Papua melakukan penyerangan terhadap para pendulang emas sejak Senin 16 Oktober 2023. Dalam insiden itu, tujuh orang dinyatakan tewas dengan kondisi sangat mengenaskan.
Sementara pada Jumat 27 Oktober 2023 dini hari, polisi menemukan lagi enam orang lainnya dalam kondisi tewas. Para korban itu ditemukan di lokasi yang cukup jauh dari TKP pertama kasus penyerangan tersebut.
Baca juga: Usai Tembak Mati Tujuh Pendulang Emas, KKB Papua Bakar Lagi Kamp, Eksavator dan Dump Truk
Baca juga: Anies Baswedan Tak Komentari Masalah KKB Papua: Yang Terpenting Cari Jalan Keluar Wujudkan Keadilan
Meski telah ditemukan lagi korban dalam kondisi tewas, tetapi masih ada pendulang emas yang hingga kini belum ditemukan aparat keamanan.
Hingga kini belum diketahui di mana para pendulang emas itu berada. Belum diketahui pula di mana tempat mereka bersembunyi. Pasalnya, tak ada kabar sama sekali mengenai nasib para pendulang emas tersebut.
Ketika disinggung tentang berapakah jumlah warga non Papua yang bekerja sebagai pendulang emas di Kabupaten Yahukimo, Faizal mengatakan dalam jumlah yang cukup banyak. Setidaknya hal itu diketahui dari informasi yang disampaikan para korban yang selamat.
Menurut dia, berdasarkan keterangan beberapa saksi yang sudah berhasil dievakuasi ke Distrik Dekai, para pendulang emas itu tak mengetahui secara pasti keberadaan rekan-rekannya yang belum ditemukan itu.
"Ada yang bilang, ada yang kena tembak, ada yang bilang temannya langsung kabur. Jadi, kami belum bisa pastikan, karena masih terus dicari," kata Faizal.
Ia juga menyebutkan bahwa pihaknya belum dapat memastikan apakah KKB Papua masih berada di lokasi penyerangan yang merupakan kawasan pertambangan illegal di Kabupaten Yahukimo.
"Kami masih siapkan tim, kita juga belum tahu apakah KKB masih di sana atau tidak, makanya semua harus dipersiapkan dengan matang," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, anggota KKB menyerang lokasi pertambangan ilegal di Distrik Seradala, pada 16 Oktober 2023.
Aparat yang kemudian tiba di lokasi kejadian pada 17 Oktober 2023, berhasil mengevakuasi 20 korban selamat dan tujuh jenazah.
Selanjutnya, pada 18 Oktober 2023, aparat keamanan kembali menemukan 25 orang yang selamat dari penyerangan tersebut dan mengevakuasinya ke Distrik Dekai.
Hingga saat ini sudah terdata 95 warga pendulang emas. Dari jumlah itu, 13 di antaranya telah menjadi korban keganasan KKB Papua. Para korban itu ditemukan telah meninggal dunia dengan kondisi yang amat mengenaskan.
Sedangkan 82 orang lainnya ditemukan dalam keadaan hidup. Para korban itu juga sudah dievakuasi ke tempat yang aman. Saat ini, pihaknya masih terus melakukan penyisiran di area hutan sekitar lokasi kejadian.
Sebelumnya diberitakan bahwa setelah disisir ulang secara detail, Satgas Ops Damai Cartenz menemukan lagi 6 jasad pendulang emas di Kali Satu Kabupaten Yahukimo.
Enam korban tewas itu ditemukan, setelah lebih dari 10 hari aparat keamanan melakukan pencarian di lokasi kejadian dan sekitarnya.
Dari enam korban tewas yang baru ditemukan itu, dua di antaranya adalah warga Nusa Tenggara Timur. Jasad kedua korban itu juga sudah dievakuasi ke RSUD Dekai.
Identitas korban diketahui setelah dilakukan visum di RSUD Dekai.
Enam jenazah tersebut ditemukan apara pada Jumat 27 Oktober 2023. Keenam korban itu merupakan warga non Papua. Mereka datang ke daerah itu untuk mencoba merenda hidup.
Adapun dua korban keganasan KKB yang berasal dari NTT, masing-masing Oktovianus Lenteng alias Boplang, 25 tahun, suku Palopo, alamat Kec. Riung Barat Prov.Nusa Tenggara Timur.
Berikutnya, pendulang emas atas nama Marselinus Luik, 34 Tahun, yang beralamat di Netenaen Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.
Kepada awak media, Kasatgas Humas Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno mengungkapkan bahwa identitas 6 jenazah itu diketahui setelah dilakukan visum atas jenazah tersebut.
"Alhamdulillah, kita sudah dapat mengidentikasi para korban," ujar Bayu Suseno dalam siaran pers yang dilansir Pos-Kupang dari Tribun-Papua.com, Senin 30 November 2023.
Nama-nama jenazah yang berhasil diidentifikasi, antara lain:
1. Oktavianus Lenteng alias Boplang, 25 tahun, suku Palopo, alamat Kec. Riung Barat Prov.Nusa Tenggara Timur
2. Marselinus Luik, 34 Tahun, alamat Netenaen Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur
3. Akmal, 23 tahun, Pinrang, alamat. Kel. Sirang Kec. Lansirang Kab.Pinrang Prov. Sulawesi Selatan
4. Andika, 27 tahun, Alamat: Kel. Lambai Kec. Lambai Kab. Kolaka Utara Prov. Sulawesi Tenggara
5. Ibrahim
6. Rangga
"Untuk Rangga dan Ibrahim belum diketahui warga mana, karena saksi-saksi hanya mengetahui nama panggilan sehari-hari dan di TKP tidak ditemukan adanya identitas," kata Bayu.
"Keenam jenazah ini dalam keadaan mengenaskan karena sudah busuk dan ada yang kondisinya dibakar oleh KKB yaitu Akmal dan Andika" jelas Bayu.
Diberitakan sebelumnya, KKB menyerang lokasi pertambangan ilegal di Distrik Seradala, pada 16 Oktober 2023.
Baca juga: 6 Jenazah Ditemukan di Kali Satu Yahukimo, Mereka Pendulang Emas, Korban Kebengisan KKB Papua
Baca juga: Buruh Bangunan yang Tewas di Tangan KKB Papua, Dipulangkan ke Toraja, Sulsel, Begini Kisahnya
Aparat yang kemudian tiba di lokasi kejadian pada 17 Oktober 2023, berhasil mengevakuasi 20 korban selamat dan tujuh jenazah.
Kemudian pada 18 Oktober 2023, aparat keamanan kembali menemukan 25 orang yang selamat dari penyerangan tersebut dan mengevakuasinya ke Distrik Dekai. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS