Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Else Nago
POS-KUPANG.COM, KALABAHI - Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Restorasi Mainang, Desa Tominuku, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, roboh usai diterpa angin puting beliung.
Kepada Pos-Kupang, Yoel Maiata, S.Pd selaku Plt. Kepala Sekolah SMAN Restorasi Mainang menyampaikan bahwa bangunan yang roboh merupakan ruang kelas darurat yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat.
"Bangunan yang roboh ini adalah dua ruang kelas berukuran 5 x 16 meter dari hasil swadaya masyarakat, orangtua murid, dan pendukung sekolah. Sebelum membangu ruangan ini kami terlebih dahulu mengadakan rapat. Pada Jumat, 6 Oktober 2023 saat kami sudah pulang sekolah sekitar jam 11.00 Wita atau jam 12.00 Wita, angin puting beliung robohkan bangunan tersebut," ujarnya saat dihubungi via telepon whatsapp, Minggu 8 Oktober 2023.
Lebih lanjut Yoel mengatakan bahwa kemungkinan ruang kelas darurat tersebut roboh karena dibangun seadanya di atas tanah tanpa pondasi yang kuat.
Baca juga: Untrib Kalabahi Akhiri Masa PKM-PM di Desa Persiapan Talim Alor
"Gedung tersebut belum selesai dibangun karena kami kewalahan masih kurang sekitar 28 lembar seng lagi, tetapi hari Jumat kemarin kami pakai sementara untuk KBM. Sementara bangunan darurat ini kami belum pilar pondasi, jadi puting beliung datang terus roboh," jelasnya.
Yoel mengaku prihatin dengan kondisi sekolah, karena sejak di bangun 3 tahun yang lalu belum mendapat perhatian yang maksimal baik dari provinsi maupun kabupaten.
"Sekolah ini sudah berdiri selama 3 tahun. Awalnya sekolah ini dititipkan di SMAN 1 Abad, lalu dipercayakan kepada masyarakat Mainang untuk dikelola. Setelah saya dilantik pada tanggal 16 Februari 2023 menjadi Plt Kepala Sekolah, saya naik ke lokasi sekolah ini tidak ada apa-apa. Tiga bangunan yang ada masih dari kayu, pelupu, dan lantainya juga lantai tanah. Kondisinya sangat memprihatinkan," keluhnya.
Terkait dengan bangunan yang roboh ini Yoel mengaku dirinya akan melaporkan kepada Kabupaten dan Provinsi.
"Saat ini saya sedang menyusun laporan dan besok saya akan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Korwas Kabupaten, dan lembaga terkait untuk laporkan masalah ini. Saya juga akan ke Dinas P dan K di Provinsi untuk melaporkan kejadian ini dan kondisi sekolah kami," ungkapnya.
Sementara menunggu perbaikan ruangan, murid aktif yang berjumlah 48 orang disekolahkan di rumah warga.
"Sementara ini kami sudah sampaikan ke warga yang mau membuka diri yang lokasinya dekat sekolah, agar sementara rumahnya dijadikan tempat belajar siswa-siswi. Kami juga berupaya agar bagaimana supaya bangunan sekolah bisa memungkinkan untuk kelas XII yang akan mengikuti ujian," ujarnya.
Yoel juga menyampaikan bahwa musibah ini tidak membuatnya patah semangat untuk berupaya agar murid tidak ditelantarkan.
Baca juga: Aci Maimau Wakili Alor Paparkan Potensi Komoditi Lokal di Italia
"Kejadian ini tidak membuat kami patah arang, tetapi memotivasi kami untuk tetap mencari jalan keluar dan upaya untuk anak-anak kami agar mendapat fasilitas yang layak dan bisa sekolah dengan baik. Selama ini kami gunakan uang komite dan swadaya dari masyarakat, dewan sekolah, dan pendukung sekolah untuk beli material, isi bensin dan oli untuk sensor kayu di hutan bahkan saya sendiri yang langsung antar bensin dan oli masuk sampai ke padang dan hutan," katanya.
Dia berharap, pemerintah baik tingkat desa hingga provinsi menaruh perhatian kepada SMAN Restorasi Mainang.