POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis berikut ditulis oleh RD. Dr. Maxi Un Bria dengan judul Mihi Enim Vivere Chiristus Est; Bagiku Hidup adalah Kristus.
RD. Dr. Maxi Un Bria menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan Injil Matius 20 :1-16.
Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini dilampirkan pula teks lengkap bacaan Minggu 24 September 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Pengangguran adalah masalah sosial yang meresahkan. Setiap orang yang menganggur dan disapa penganggur karena belum memiliki pekerjaan atau karena tidak mau bekerja, akan selalu dirundung kecemasan dan kegelisahan. Tidak ada masa depan. Bila masalah pengangguran tidak diatasi dengan baik akan melahirkan masalah sosial lainnya.
Menganggur dan belum memiliki pekerjaan akan mengkondisikan orang tetap menjadi parasit-hidup yang terus menerus bergantung pada orang lain.
Kehilangan kemandirian sosial dan rasa percaya diri. Pengangguran dapat diatasi dengan kesediaan untuk berkreasi dan berinovasi dalam menciptakan kerja, dan atau bekerja secara bertanggungjawab, baik karena diupah ataupun tanpa upah.
Yesus menggunakan perumpamaan tentang undangan untuk bekerja di kebun anggur sebagai tawaran untuk mendapatkan kehidupan dan keselamatan. Pemilik kebun aggur bersepakat dengan para pekerja yang ditemui pagi-pagi benar untuk bekerja dengan upah satu dinar sehari.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 24 September 2023, RancanganKu Bukanlah Rancanganmu
Kesepakatan itu menjadi basis argumentasi keadilan dalam membayar upah setelah selesai bekerja. Sementara upah yang layak yang akan diberikan pula oleh pemilik kebun anggur bagi para penganggur yang ditemui di pasar dan di jalan-jalan pada jam 9,12, 15 dan 17 sore untuk ikut menggarap kebun anggur-Nya adalah semata-mata karena pernyataan belaskasih dan kemurahan hati pemilik kebun anggur bagi para penganggur.
Dalam hal ini pemilik kebun anggur yang adalah Allah sendiri bertindak adil karena memenuhi kesepakatan dengan para pekerja lebih dari itu Allah sangat murah hati karena memberikan pekerjaan kepada semua penganggur yang dijumpai di pasar dan di pinggir jalan sebagai kepedulian yang tinggi atas hidup dan masa depan mereka.
Sekali lagi pemilik kebun anggur bersikap adil karena memenuhi janji dan kesepakatan untuk mengupah pekerja dengan satu dinar sehari.
Masalahnya adalah para pekerja yang bekerja sejak subuh, bersungut-sungut terhadap pemilik kebun anggur yang murah hati karena membayar yang sama nilainya kepada mereka yang bekerja kemudian.
Hal ini terjadi karena mereka tidak memahami sikap adil dan kemurahan hati Allah yang melampaui ketentuan-ketentuan dunia dan manusia.
Nabi Yesaya megatakan bahwa "Rancangan dan pikiran Allah selalu berbeda dengan racagan dan pikiran manusia." Karena itu manusia sepantasnya mencari dan mendekati Tuhan agar mampu memahami kehendak-Nya( Yesaya 55:8).
Seringkali manusia jatuh dan mengalami penderitaan karena tidak mampu menyelaraskan pikiran dan rancangannya dengan pikiran dan rancangan Allah.
Rasul Paulus dalam hidupnya telah berupaya menyelaraskan pikiran dan hidupnya dengan pikiran dan hidup Kristus. Itulah yang membuatnya teguh, tabah dan bersukacita karena berbuah banyak dalam pelayanan. Ia menegaskan optimisme dan imannya yang besar kepada Kristus dengan mengatakan, "Mihi enim vivere Chiristus est, et mori lucrum."