Jadi menurut saya ini bisa jalan. Walaupun mungkin kami perlu waktu untuk menjelaskan kepada konstituen. Selama ini kalau kita lihat spektrum politiknya PKB jejaring NU ditengah kemudian ada yang di kanan dan kiri. Katakanlah yang dikiri nasional sekuler dan yang di kanan kita yang agama moderat.
Selama ini banyak orang beranggapan bekerjasmaa di sebelah kiri itu kemudian harus selamanya. Di kanan juga harus selamanya ini nggak seperti itu sesungguhnya. Sebetulnya mereka ini bisa menjadi kawan seperjuangan juga dalam momen tertentu.
Bahwa ada perbedaan-perbedaan iya tapi kan tidak menghalangi kerja sama politik yang bisa disepakati kedua belah pihak. Kalau menurut saya so far nggak ada terlalu issues lah.
Apakah betuk tugas utamanya PKB ini meningkatkan elektoralnya Pak Anies di Jawa Timur dan Jawa Tengah?
Pilihan Cak Imin dan Kongsi dengan PKB itu tentu banyak sekali pertimbangannya. Tidak bisa disangkal untuk suara Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Tentulah itu menjadi salah satu pertimbangan. Teman-teman di NasDem juga menyampaikan itu di beberapa kesempatan. Memang Pak Anies Baswedan salah satu bolongnya di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tapi di Sumatera Pak Anies kuat, di DKI Jakarta dan Banten juga kuat. Di Sulawesi, Kalimatan masih kompetitif lah.
Tempat lain mungkin agak lemah, tapi paling kunci karena bandul kemenangan itu di Jawa Timur dan tentu faktor kayak begitu saya yakin menjadi pertimbangan.
Di luar itu secara chemistry Pak Anies dan Gus Muhaimin nyambung karena teman lama. Sudah sama-sama tahu, punya komitmen terhadap Islam at the sam time komitmen terhadap pancasila, NKRI, bhineka tunggal ika serta UUD 1945.
Intinya pasangan AMIN aman buat Islam dan aman buat NKRI.
Pak Hanif dalam beberapa waktu lalu Pak Anies distigma sebagai menjual atribut agama untuk kepentingan politik, bagaimana PKB melihat stigman ini?
Saya kira itu framing lalu dimasyarakat berkembang namanya persepsi. Maka harus dibedakan Mas Anies sebagai fakta dan Mas Anies sebagai persepsi.
Kalau dianggap framing begitu apakah benar mencerminkan faktanya. Kita lihat saja track record dia ketika 5 tahun memimpin DKI, kalau dulu Pilkada ada allahuakbar.. allahuakbar.. tapi lima tahun Gubernur DKI nggak ada lagi.
Pak Anies itu mendapatkan harmony award dari Kementerian Agama. Data-data dari NGO yang menekuni isu keberagaman juga Pak Anies ada peningkatan dari isu toleransi dan lain sebagainya.
Jadi menurut saya sebagi politik identitas lebih merupakan framing dari pada fakta seorang Anies. (tribun network/reynas abdila)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS