Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 30 Juli 2023, Harta yang Terpendam

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Minggu 30 Juli 2023 dengan judul Harta yang Terpendam.

Secara singkat, harta pertama adalah memiliki kebijakansanaan Tuhan sendiri.

Yang lainnya akan ditambahkan kepadamu.

Atau menurut kata kitab suci, carilah dulu kerajaan Allah dan yang lainnya akan ditambahkan kepadamu.

Hal inilah yang diangkat oleh St. Paulus, “…kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 29 Juli 2023, Iman dan Ketulusan Bersahabat dengan Yesus

Salomon yang terpanggil menjadi Raja menggantikan ayahnya Daud adalah juga orang yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Karena dari semula, semua kita telah ditentukan menjadi anak-anak Allah karena Yesus Kristus telah menjadi Anak Sulung dan kita menjadi serupa dengan AnakNya.

Itulah harta yang sesungguhnya, yaitu menemukan diri kita secitra dengan PuteraNya yang digambarkan oleh Injil Matius sebagai harta yang terpendam dan orang menjual segala miliknya untuk mendapatkan harta yang terpendam itu.

Kata menjual harta miliknya berarti “melepaskan” semua kepunyaan kita yang fana untuk mendapatkan harta utama yakni Allah sendiri yang tergambar dalam diri PuteraNya sendiri, Yesus Kristus Tuhan kita.

Inilah kebenaran kita sebagai anak-anak Tuhan sendiri.

Kita semua juga dipanggil oleh Tuhan menjadi murid-muridNya.

Maka seharusnya kita dengan tahu dan mau melepaskan atau meninggalkan segala harta miliki kita yakni kelekatan hati kita kepada hal-hal duniawi dan memusatkan perhatian kita pada harta yang sejati yakni Kebijaksanaan Tuhan sendiri.

Namun kenyataannya kita menjadi lebih takut akan kehilangan harta duniawi dari pada harta surgawi.

Kita lebih cenderung untuk mengejar harta duniawi dari pada harta surgawi yakni Tuhan dan kebijaksanaan Tuhan sendiri.

Kita lebih cenderung memaksa diri kita untuk semakin banyak mengumpulkan harta duniawi dan lupa mengumpulkan harta surgawi yakni kebaikan dan cinta kasih bagi orang-orang di sekitar kita.

Sebagai manusia kita masih sulit meninggalkan kelekatan manusiawi kita dari pada mencari dan menemukan Tuhan sendiri.

Halaman
1234

Berita Terkini