POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katoli berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Benih Itu Jatuh: Jalan, Berduri, Berbatu, Tanah.
Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Keluaran 20: 1-17, dan bacaan Injil Matius 13: 18-23.
Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Jumat 28 Juli 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Setiap tempat memiliki situasi dan kondisi masing-masing sesuai dengan konteksnya.
Dan dari tempatnya itu akan terlihat atau terbaca semua yang menjadi inti dari tempat bersangkutan.
Tempat itu memberikan gambaran tentang apa isi dari tempat itu.
Konsekuensinya, tempat itu akan memberikan dampak kepada setiap apa yang ditempatkan di situ.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 28 Juli 2023, Setia Mendengarkan Firman Tuhan
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Hari ini, dalam bacaan pertama, Musa atas kuasa Allah menyampaikan pesan khusus kepada umat Israel tentang perjanjian dan hukum-hukum Allah yang harus diberikan kepada mereka.
Pemberian hukum itu yang kita kenal dengan 10 Perintah Allah atau yang sering disebut juga dengan nama Dekalog.
Setelah Israel keluar dari Mesir dan menempuh perjalanan yang jauh dan sampai mereka di Gunung Sinai itu, Allah membuat perjanjian dengan bangsa Israel.
“Akulah Tuhan Allahmu yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir dari tempat perbudakan. Jangan lagi ada padamu ada Allah lain di hadapanKu.”
Perjanjian Allah ini turun–temurun yang diberikan kepada bangsa Israel dan seluruh keturunannya selama-lamanya.
Perjanjian ini menjadi penting dan menjadi landasan utama bagi bangsa Israel dalam menjalankan semua kegiatannya sebagai bangsa yang memiliki Allah.
Dan yang mengikuti perintah-perintahNya, maka akan dikasihiNya tetapi yang tidak maka akan membalaskan kesalahan itu turun-temurun.
Hukum Allah itu mengikat turun-temurun kepada bangsa Israel entah yang menjalankan perintahNya maupun yang melanggar perintahNya, karena Allah adalah Allah yang cemburu.
Dari situlah Allah menurunkan perintahNya kepada Israel dengan 10 Perintah Allah yang terbagi dalam 3 bagian, pertama ditujukan untuk Tuhan, yang ke-4 khusus untuk orangtua, 5-7 larangan bagi individu, 8-10 larangan dalam hubungannya dengan sesama.
Jika melihat hal ini, Tuhan sebenarnya sudah membuat perintah secara keseluruhan dan komplit baik relasi dengan Tuhan, dengan diri sendiri maupun dengan sesama.
Namun, kecenderungan manusia tetap saja sama. Hukum sesempurna yang dibuat oleh Allah sendiri saja masih dilanggar apalagi hukum yang lainnya.
Kecenderungan manusiawi kita selalu saja menjadi penghalang utama pelaksanaan hukum bagi kita.
Ada yang menjalankan hukum Tuhan sepenuhnya, maka pasti akan mendapat banyak berkat Tuhan.
Ada yang menjalankan hanya sebagian saja, maka hasilnya juga hanya sebagian berkat saja yang dapat.
Ada yang menjalankan hanya setengah-setengah saja, maka dia pasti tidak dapat juga atau dapat tapi akan hilang cepat juga berkatnya.
Dan ada yang sama sekali tidak melakukan apa-apa. Ini pasti tentunya tidak mendapat berkat apa pun dalam hidup.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 28 Juli 2023, Sukses Berawal dari Kegagalan
Hal inilah yang diangkat Yesus dalam perumpamaan tentang benih yang ditaburkan oleh penabur benih.
Yesus mengibaratkan benih itu sebagai Firman Tuhan atau hukum Tuhan yang disabdakanNya.
Dan tempat-tempat di mana benih itu jatuh adalah kita manusia.
Ada yang jatuh di tepi jalan, ada yang jatuh di tempat berduri, ada yang jatuh di bebatuan, dan terakhir di tanah yang subur.
Hal yang paling penting dalam kisah ini dan yang mau disampaikan oleh Yesus kepada kita adalah bahwa Allah tidak pernah membeda-bedakan orang dari segala macam latar belakangnya dan sifatnya masing-masing.
Entah baik, entah buruk, entah setengah-setengah saja Tuhan tak pernah pedulikan soal itu.
Semuanya tetap mendapatkan benih itu secara gratis.
Maksudnya adalah semua kita mendapat berkat yang sama dari Tuhan yang dilambangkan dengan benih tadi.
Tuhan sama sekali tidak punya kecenderungan untuk menghakimi atau memisahkan atau bahkan menolak untuk menaburkan benih.
Sama sekali tidak. Allah tetap melakukan hal yang sama kepada masing-masing orang.
Yang menjadi persoalan adalah setiap kita yang menerima firmanNya atau berkatNya itu selalu siap untuk menumbuhkan benih itu atau tidak dan menghasilkan buah banyak untuk orang lain atau tidak.
Ini yang menjadi persolan utama kita.
Maka jangan pernah sama sekali untuk menyalahkan Allah karena kita tidak mendapatkan berkat atau firman atau benih itu.
Yang menjadi persoalan adalah diri kita. Apakah kita siap menumbuhkan benih dan menghasilkan buah atau tidak.
Semoga kita menjadi benih yang layak untuk tumbuhkembangnya benih yang ditanam Tuhan bagi kita masing-masing.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 27 Juli 2023, Kalian Diberi Karunia
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Pesan untuk kita. Pertama, Tuhan menetapkan hukum agar manusia dapat hidup baik dan benar di hadapan Tuhan.
Kedua, semua kita punya kehendak bebas untuk melakukan kehendak atau hukum Tuhan atau tidak dengan konsekuensinya masing-masing.
Ketiga, Tuhan menaburkan benih tanpa memandang orang, semua mendapatkan yang sama. Hasilnya? Pasti berbeda-beda sesuai kesiapan hati atau tidak.
Teks Lengkap Bacaan 28 Juli 2023
Bacaan Pertama Keluaran 20:1-17
"Hukum telah diberikan melalui Musa"
Bacaan dari Kitab Keluaran:
Di Gunung Sinai Tuhan bersabda demikian, “Akulah Tuhan Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Janganlah ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
Jangan membuat bagimu barang yang menyerupai apa pun yang ada di langit, di atas bumi atau di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya.
Sebab Aku, Tuhan Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalas kesalahan bapa ke dalam diri anak-anaknya dalam keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku
Tetapi, Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. Selama enam hari engkau bekerja, dan melakukan segala pekerjaanmu. Tetapi hari ketujuh adalah Sabat Tuhan, Allahmu.
Maka janganlah melakukan suatu pekerjaan, engkau sendiri atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang ada di tempat kediamanmu.
Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan pada hari ketujuh Ia beristirahat.
Itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Hormatilah ayah dan ibumu, agar umurmu panjang di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu.
Jangan membunuh. Jangan berzinah. Jangan mencuri. Jangan bersaksi dusta terhadap sesamamu. Jangan mengingini rumah sesamamu.
Jangan mengingini isterinya, hamba sahayanya, lembu atau keledainya, atau apa pun yang dimiliki sesamamu.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 19:8.9.10.11
Refr. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Lebih indah daripada emas, bahkan daripada emas tua; dan lebih manis daripada madu, bahkan daripada madu tetesan dari sarang lebah.
Bait Pengantar Injil Lukas 8:15
Refr. Alleluya.
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
Bacaan Injil Matius 13:18-23
"Orang yang mendengarkan sabda dan mengerti, akan menghasilkan buah"
Inilah Injil suci menurut Matius:
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Dengarkanlah arti perumpamaan tentang penabur.
“Setiap orang yang mendengar sabda tentang Kerajaan Surga dan tidak mengerti, akan didatangi si jahat, yang akan merampas apa yang ditaburkan dalam hatinya.
Itulah benih yang jatuh di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah berbatu-batu ialah orang yang mendengar sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi, ia tidak berakar dan hanya tahan sebentar saja.
Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu, orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar sabda itu, lalu sabda itu terhimpit oleh kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan, sehingga tidak berbuah.
Sedangkan yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan sabda itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah ada yang seratus, ada yang enam puluh, dan ada yang tiga puluh ganda.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS