Yang dipersoalkan adalah, apakah lalang-lalang itu harus dicabut?
Para pekerja usul untuk mencabut lalang itu, tetapi sang tuan memilih untuk menunggu gandum dan lalang itu sampai saat panen.
“Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai.”
Saat itulah gandum akan dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam lumbung, sementara lalang akan diikat dan dibakar.
Perumpamaan ini menampilkan kesabaran tuan yang menabur gandum itu. Dia menunggu sampai saat panen tiba.
Perumpamaan lalang di ladang gandum memberikan pemahaman bahwa baik dan jahat bisa berada di satu tempat yang sama.
Hebatnya yang baik tetap baik, yang jahat tetap jahat. Kita tidak dapat mengharapkan kehidupan manusiawi yang sempurna di mana hanya ada orang-orang baik.
Yang baik dan yang jahat, seperti gandum dan lalang dalam Injil hari ini, selalu ada bersama sampai akhir zaman.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 23 Juli 2023, Biarkanlah Keduanya Bertumbuh
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Ada beberapa poin berharga yang perlu kita renungkan.
Pertama, perumpamaan Yesus ini mengatakan dengan jelas bahwa kita tidak usah sibuk mencari lalangnya, tapi fokuslah untuk berakar, dan bertumbuh dalam Kristus.
Yang harus menjadi perhatian utama dalam kehidupan kekristean kita adalah hubungan pribadi kita dengan Kristus.
Tuhan ingin agar kita bersekutu setiap hari dengan-Nya dalam firman dan doa.
Ketika kita intim dengan Tuhan, kita akan berakar dan bertumbuh dalam Kristus, dan tentu saja buah-buah akan dihasilkan.
Kedua, tidak perlu menonjolkan diri supaya dikagumi. Kita juga tidak perlu menonjolkan diri supaya dikagumi atau dihormati orang.