Kalau ada, dia akan berbagi dengan temannya itu bahkan memberikan semuanya kepadanya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 11 Juli 2023, Jadilah Pekerja yang Baik untuk Tuaian
Mengapa dia berbuat demikian?
Karena dia selalu menyadari begitu banyak karunia Tuhan yang telah dia terima, maka dia ingin pula memberi kepada teman-temannya.
Dia ingat kata-kata Tuhan Yesus sendiri, “Kamu telah menerima dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.”
Yesus seperti tidak cemas akan nasib para muridNya. Yesus begitu yakin bahwa para muridNya tidak akan merana atau mati hanya karena tidak bawa apa-apa.
Yang mau ditekankan Yesus adalah setiap murid yang diutus mesti menempatkan diri dengan lebih dahulu mempertaruhkan hidupnya bagi orang lain.
Orang yang mempertaruhkan hidupnya untuk sesamanya, secara psikologis dan sosial tidak akan merana dan mati.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 13 Juli 2023, Memberi dengan Cuma-cuma
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Pengalaman membuktikan bahwa kata Cuma-Cuma sekarang ini hampir hilang dari kamus kehidupan.
Hilangnya kata Cuma-Cuma itu diakibatkan oleh beberapa hal berikut ini.
Pertama, ada perubahan cara pandang. Orang berpikir bahwa apa pun yang diperoleh adalah hasil usahanya sendiri, tanpa bantuan orang lain atau Tuhan.
Kedua, melakukan apa pun sekarang ini ada biayanya. Fasiltas umum yang paling sederhana pun tidak ada yang gratis. Maka untuk hidup sekarang ini butuh duit. Duit menjadi utama dan terus dikejar apalagi situasi sedang sulit.
Ketiga, dalam dunia yang semakin sulit, kata “kasih” kurang bergema, kurang menjadi semangat hidup dalam masyarakat. Orang hanya berpikir untuk dirinya sendiri, orang menjadi egois. Hilangnya kasih, hidup menjadi keras dan penuh persaingan.
Kontemplasi
Untuk menumbuhkan kembali semangat Cuma-Cuma, orang harus menghayati hidupnya secara baik di hadapan Tuhan. Di hadapanNya, semua kita terima dengan Cuma-Cuma: hidup, kesehatan, kebahagiaan, berkat, semua adalah pemberian Cuma-Cuma dari Tuhan.