BPJS Ketenakerjaan Targetkan 70 Juta Tenaga Kerja
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - BPJS Ketenagakerjaan menargetkan di tahun 2026 mampu melindungi 70 juta pekerja.
Upaya mencapai target tersebut memerlukan lompatan besar mendorong angka peserta aktif yang saat ini jumlahnya mencapai 36 juta pekerja.
BPJS Ketenagakerjaan kembali menghadirkan sebuah gebrakan lewat sosialisasi masif di seluruh desa yang tersebar di penjuru tanah air dengan tetap mengusung tema, "Kerja Keras Bebas Cemas."
Cara ini dinilai tepat karena ekosistem desa menyimpan potensi jutaan pekerja di sektor informal atau Bukan Penerima Upah (BPU) yang mayoritas belum memahami pentingnya perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.
Baca juga: Coop TLM Indonesia Gelar Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo beserta seluruh jajarannya meluncurkan kampanye ini secara simbolis dengan memukul alu lesung bersama dengan para pemangku kepentingan yang hadir.
Mereka adalah Sekretaris Disnaker DKI Jakarta, Hedy Wijaya; Kasat Binmas Polres Metro Bekasi Kota, AKP Puji Astuti; Bhabinkamtibmas Pekayon Jaya, Aiptu Muhtar Yahya Gunawan; Kepala Desa Mekarsari Nasiah, Kepala Desa Hambalang Wawang Sudarwan serta Bumdes Desa Pangarengan Hasan Basri.
Kegiatan ini juga diikuti secara serentak oleh 10 wilayah lainnya di seluruh Indonesia, Kamis, 6 Juli 2023.
Dalam keterangannya Anggoro menegaskan bahwa BPJS Ketenagakerjaan saat ini tengah fokus menggarap sektor pekerja bukan penerima upah. Sebagian besar mereka berada di ekosistem desa.
“Apa yang kami lakukan ini juga sejalan dengan yang diinginkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo untuk memulai pembangunan dari yang paling luar, yaitu desa dan kelurahan. Jika melihat data, 65 persen pekerja informal atau pekerja bukan penerima upah terdapat di sana, sehingga perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan juga sebaiknya dimulai dari desa,” terang Anggoro dalam acara peluncuran Program Kerja Keras Bebas Cemas Masuk Desa di Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut BPJS Ketenagakerjaan juga menyuguhkan sebuah aksi teatrikal yang menceritakan berbagai risiko yang setiap harinya mengancam para pekerja, mulai dari risiko kecelakaan kerja, kematian dan kesulitan finansial saat memasuki hari tuanya.
Adanya perlindungan BPJS Ketenagakerjaan tentu menjadi sebuah solusi agar para pekerja bisa kerja keras bebas cemas.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan Jaminan Kematian dan Beasiswa Pendidikan kepada Ahli Waris
"Lewat aksi teatrikal tadi kita bisa melihat risiko yang mungkin dialami pekerja di desa. Contohnya petani yang bisa saja digigit ular, terpeleset, terkena benda tajam hingga mengalami risiko finansial saat mereka sudah tidak mampu bertani. Tentu beragam risiko tersebut dapat dialihkan ke BPJS Ketenagakerjaan jika mereka menjadi peserta,"tambah Anggoro.
Baca juga: Suzuki New XL7 Hybrid Segera Hadir di NTT, Mobil Efisien dan Ramah Lingkungan
Agar kampanye ini berjalan lebih optimal, BPJS Ketenagakerjaan membutuhkan dukungan dari seluruh unsur ekosistem desa mulai dari perangkat desa, Bhabinkamtibmas dan juga perisai.
Sinergi ini dirasa sangat penting untuk mempercepat edukasi kepada masyarakat desa terkait beragam manfaat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.