Berita Nasional

Nasib Tragis Bocah SD yang Tewas Dikeroyok Kakak Kelas, Tak Mau Mengaku Meski Kritis 3 Hari

Editor: Ryan Nong
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Bocah SD di Sukabumi Jawa Barat dikeroyok kakak kelas hingga meninggal dunia. Sempat kritis tiga hari di rumah sakit namun nyawa tidak tertolong pada Sabtu, 20 Mei 2023.

POS-KUPANG.COM, SUKABUMI - Nasib tragis dialami MHD (9), bocah SD (Sekolah Dasar) di Sukabumi Jawa Barat.  

Adapun bocah SD malang itu harus meregang nyawa di tangan kakak kelasnya sendiri.

Kejadian pilu yang menimpa bocah SD di Sukabumi itu terjadi pada pada Senin (15/05/2023) kemarin. Ironis, pengeroyokan terhadap MHD terjadi saat pelajaran sekolah sedang berlangsung. 

Awalnya bocah MHD tak mau mengaku pengeroyokan oleh kakak kelas yang menimpa dirinya kepada keluarganya saat hendak dibawa ke rumah sakit.

Dilansir dari Tribun Jabar (21/05/2023) sang kakek yang berinisial HY, menceritakan saat cucunya itu tak mau mengaku pengeroyokan yang menimpanya.

Baca juga: Selain Mahasiswa Undana Tewas Dikeroyok, Ini 3 Kasus Pengeroyokan Mahasiswa yang Sempat Heboh

Kepada dokter dan keluarganya, korban tidak berani terus terang bahwa ia menjadi korban pengeroyokan oleh kakak kelasnya.

Walaupun dipaksa bicara, tetap korban tidak mau mengakui bahwa ia sudah dianiaya.

"Akhirnya dokter pura-pura menyuruh keluarga untuk keluar ruangan, dan pihak keluarga bersembunyi di balik tirai di ruangan periksa. Dari situ korban baru mangakui bahwa dirinya sudah dikeroyok oleh 3 orang kakak kelasnya," tuturnya.

Dikarenakan di RS Primaya tidak menerima pasien akibat kekerasan, lanjut HY, cucunya tersebut dipindahkan ke RS Hermina.

Kondisi korban kritis selama 3 hari, hingga akhirnya korban meninggal dunia Sabtu (20/5/2023).

Peristiwa tersebut bermula ketika MHD dikeroyok oleh kakak kelas saat belangsungnya pembelajaran di sekolah pada Senin (15/05/2023).

Kemudian di hari Selasa (16/05) korban kembali dikeroyok kakak kelasnya, hingga harus mendapatkan penanganan medis.

"Saya bilang, kalo sakit jangan dulu sekolah, istirahat dulu aja di rumah. Namun saat itu korban memaksa ingin sekolah. Lalu ketika saat berada di sekolah, korban kembali di keroyok oleh kakak kelasnya pada Selasa (16/5/2023)," ujarnya.

Setelah itu, korban kejang-kejang, lalu korban dibawa ke RS Primaya, Rabu (16/5/2023).

"Korban yang kritis 3 hari di rumah sakit, lalu pada hari pukul 08.00 WIB, meninggal di RS Hermina," ucapnya.

Halaman
12

Berita Terkini