"Semua orang ingin menemukan solusi damai, dan yang langgeng," katanya.
Para pemimpin ASEAN juga telah berjanji untuk bekerja sama dalam memerangi perdagangan manusia, melindungi pekerja migran, dan mendukung industri kendaraan elektronik.
Myanmar adalah "masalah yang dimiliki ASEAN dan berusaha sebaik mungkin untuk mengatasinya", kata Associate Professor Simon Tay, ketua Singapore Institute of International Affairs.
Baca juga: KTT ASEAN - Presiden Marcos dan Ibu Negara Berbagi Kebahagiaan Saat Menikmati Keindahan Labuan Bajo
Serangan baru-baru ini terhadap konvoi yang mengantarkan bantuan kemanusiaan di Negara Bagian Shan Myanmar adalah “pertanda buruk” bahwa beberapa pihak di sana bahkan tidak menginginkan bantuan datang kepada mereka, kata Prof Tay.
“ASEAN harus diuji tekadnya, usahanya (dan) bukan solusinya, karena solusinya sangat bergantung pada sikap SAC (State Administration Council - Dewan Administrasi Negara) dan lainnya di negara ini,” katanya kepada Asia First CNA pada hari Kamis.
“Tapi upaya terus dicoba, itulah ujian ASEAN.”
Prof Tay mengatakan sangat penting untuk membuka percakapan dengan semua pihak, tetapi ini harus dilakukan dengan hati-hati.
“Jika Anda membawa satu pihak terlalu dini, Anda mengurapi mereka, untuk apa nilainya, dengan legitimasi ASEAN dan itu bisa menjadi bumerang, karena legitimasi kemudian menjadi senjata yang dapat digunakan satu pihak untuk melawan pihak lain,” tambahnya.
Didirikan pada tahun 1967, ASEAN terdiri dari Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam dan Myanmar, dan selama KTT di Labuan Bajo Flores, ASEAN menetapkan peta jalan untuk inklusi, pada tanggal yang tidak ditentukan, dari Timor Leste.
Tinggalkan Labuan Bajo
Sejumlah kepala delegasi Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) yang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN sejak Selasa 9 Mei 2023, mulai meninggalkan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis 11 Mei 2023, melalui Bandara Internasional Komodo.
"Mayoritas kepala pemerintahan/ negara meninggalkan Labuan Bajo hari ini," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah kepada Antara di Labuan Bajo, Kamis.
Menurut informasi Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo, jadwal keberangkatan penerbangan para tamu delegasi dari Labuan Bajo direncanakan mulai pada pagi hingga petang hari.
Perdana Menteri Kamboja Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen telah meninggalkan Labuan Bajo pada pukul 10.30 Waktu Indonesia Tengah (WITA) dengan didampingi oleh pejabat pelepas Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Lalu, Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone direncanakan akan meninggalkan Labuan Bajo pada pukul 11.30 WITA, dengan didampingi oleh pejabat pelepas Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Cecep Herawan.