Berita Lembata

Hujan Abu Akibat Erupsi Ile Lewotolok, PGA Imbau Warga Waspadai ISPA

Penulis: Ricardus Wawo
Editor: Oby Lewanmeru
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GUNUNG API - Hujan abu akibat letusan gunung api Ile Lewotolok kembali mengguyur sejumlah desa di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata. Dilaporkan hujan abu ini terjadi pada Minggu 7 Mei 2023 sekitar pukul 13.45 Wita sesaat setelah gunung api Ile Lewotolok meletu

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Hujan abu akibat letusan gunung api Ile Lewotolok kembali mengguyur sejumlah desa di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata. 

Dilaporkan hujan abu ini terjadi pada Minggu 7 Mei 2023 sekitar pukul 13.45 Wita sesaat setelah gunung api Ile Lewotolok meletus.

Pitang Balawala, warga Desa Lamawara Kecamatan Ile Ape mengaku bahwa hujan abu itu berlangsung cukup lama. Sejumlah desa di kecamatan itu pun dikabarkan terkena dampaknya.

Baca juga: Wings Air Kupang - Lewoleba Dibatalkan Akibat Erupsi Ile Lewotolok

“Mulai dari desa Napasabok, Bungamuda, Lamawara, Lewotolok sekitarnya kena hujan abu, cukup lama, sekitar 15 menitan,” kata Pitang ketika dikonfirmasi wartawan, Minggu 7 Mei 2023.

Menurut dia, hujan abu ini terjadi hampir tiap waktu. Biasanya, setelah ada letusan atau erupsi gunung akan disusul dengan guyuran abu vulkanik.

Terpisah, Pengamat Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Jefri Pugel mengimbau agar penduduk di sekitar lereng gunung api selalu menggunakan masker penutup hidung dan mulut dan alat pelindung mata dan kulit.

Hal ini sebut Jefri, untuk mencegah terjadinya gangguan pernapasan (ISPA) dan iritasi pada mata atau kulit akibat material vulkanik yang dimuntahkan gunung Ile Lewotolok.

Baca juga: Gemuruh Gunung Api Ile Lewotolok Terasa Hingga Kota Lewoleba Lembata

“Untuk cegah gangguan ISPA atau infeksi pernapasan. Karena abu itu mengandung Silika itu butiran-butiran kaca yang bisa menyebabkan paru-paru terinfeksi,” terang Jefri Pugel.

Menurut dia, hujan abu yang jatuh ke pemukiman warga mengikuti arah angin. Jika angin ke arah Barat atau Barat Laut maka desa-desa seperti Bungamuda, Lamawara dan sekitarnya terkena dampak. Begitu juga ke arah Barat bisa mengguyur desa Waowala, atau bisa ke Barat Daya dan bisa kemana saja tergantung arah angin.

“Saat ini kondisi gunung Ile Lewotolok sampai saat ini masih cukup giat, namun dari kegempaan itu di dominasi oleh gempa permukaan seperti gempa-gempa erupsi dan juga hembusan. Jadi gempa erupsi itu ketika terjadi erupsi dibeberapa wilayah itu bisa saja terjadi hujan abu,” ungkap Jefri Pugel.

Dirinya juga mengimbau agar penduduk tidak boleh beraktifitas di dalam radius 2 kilometer dari puncak gunung. 

“Akan terus erupsi meski kecil tapi berpotensi ada hujan abu,” tandas Jefri Pugel.

Jefri melaporkan terjadi 72 kali letusan dengan tinggi 200-800 m dan warna asap putih, kelabu, dan hitam. 

Sementara itu letusan disertai lontaran lava pijar dalam radius puncak. Dentuman dan gemuruh dirasakan cukup kuat hingga membuat kaca jendela bergetar.

Guguran erupsi terpantau masih dalam area kawah. Saat ini Gunung Ile Lewotolok berada pada Status Level II (Waspada). (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS 

Berita Terkini