Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Harga beras menjadi pemicu utama kenaikan inflasi di 3 Kota penyumbang inflasi di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berdasarkan rilis data BPS Provinsi NTT, pada Maret 2023 gabungan 3 kota IHK di Provinsi NTT tercatat mengalami inflasi sebesar 1,26 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,66 persen (mtm) maupun rata-rata bulan Maret dalam 3 tahun terakhir yang mengalami deflasi sebesar 0,26 persen (mtm).
Tingkat inflasi IHK tersebut juga lebih tinggi dibandingkan dengan Nasional dan Balinusra yang masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,18 persen (mtm), dan 0,26 persen (mtm). Secara tahunan, inflasi gabungan di Provinsi NTT sebesar 6,57 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi Nasional dan Balinusra yang masing-masing tercatat sebesar 4,97 persen (yoy) dan 5,60 persen (yoy).
Baca juga: Pemerintah Salurkan Bantuan Beras Bagi Warga Kota Kupang
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur (KPwBI NTT), S. Donny Heatubun pada Kamis, 6 April 2023 mengatakan dilihat dari sumbernya, sumbangan inflasi terbesar berasal dari kelompok komoditas makanan, minuman dan tembakau yang memberikan andil sebesar 0,58 persen (mtm). Beberapa komoditas pangan yang mengalami kenaikan antara lain beras sebesar 0,17 persen, kangkung 0,12 persen, daging babi 0,09 persen, sawi hijau 0,07 persen dan tomat 0,07 persen.
Kenaikan harga beras yang terjadi secara nasional juga turut terjadi di NTT, seiring dengan kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional, serta adanya gangguan distribusi di tengah kondisi masa panen yang diprakirakan baru akan terjadi pada bulan April hingga Mei. Kemudian, harga daging babi mengalami peningkatan akibat permintaan yang kembali meningkat menjelang HBKN Paskah setelah sempat menurun di bulan sebelumnya akibat isu virus African Swine Flu (ASF).
Adapun harga komoditas pangan lainnya juga mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat pada momen HBKN. Kemudian, tarif angkutan udara juga mulai meningkat setelah sebelumnya selalu mengalami penurunan sejak bulan Agustus 2022, seiring dengan mobilitas masyarakat yang meningkat pada momen libur nasional di bulan Maret.
Baca juga: Kinerja Perdagangan Provinsi NTT Surplus, Impor Didominasi Beras dan Ekspor Didominasi Pipa
Inflasi yang lebih tinggi pada bulan Maret 2023 tertahan oleh deflasi pada sebagian komoditas, di antaranya telur ayam ras, daging ayam ras, cabai rawit, ikan tongkol dan wortel dengan andil masing-masing sebesar -0,05 persen, -0,03 persen, -0,03 persen, -0,03 persen dan -0,02 persen.
Penurunan pada komoditas daging dan telur ayam ras terjadi seiring dengan meningkatnya pasokan baik dari peternak lokal maupun pasokan ayam beku dari luar NTT. Kemudian, cabai rawit dan wortel juga mengalami penurunan harga seiring dengan produksi petani yang meningkat.
Selanjutnya, dari tiga kota pengukuran inflasi di Provinsi NTT, seluruhnya mengalami inflasi. Kota Kupang, Maumere, dan Waingapu masing-masing mengalami inflasi sebesar 1,30 persen (mtm), 1,09 persen (mtm), dan 1,00 persen (mtm). Adapun secara tahunan, Kota Kupang mencatat inflasi tertinggi yakni sebesar 6,84 persen (yoy), diikuti oleh Kota Kupang sebesar 6,39 persen (yoy) dan Waingapu sebesar 4,41 persen (yoy). Waingapu menjadi satu-satunya kota di Provinsi NTT yang mencatatkan inflasi tahunan di bawah inflasi nasional pada Maret 2023.(dhe)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS