Produksi ini, sebut Kanis, masih sangat rendah dibandingkan daerah lain yang tingkat produksi jagung hibridanya di atas 50 ribu ton per tahun.
“Produksinya sekitar 22 ribu ton per tahun, tapi hasilnya sedikit sekali, satu rumah hanya mampu kelola 1 hektar atau lebih,” terang Kanis Tuaq.
Meski demikian, Kanis berharap Senator AWK yang membidangi Dewan Jagung Nasional bisa membantu mendatangkan benih karena di musim tanam 2022, ketersediaan benih milik Dinas Pertanian Lembata tidak cukup memenuhi permintaan para petani.
“Sekarang motivasi petani untuk dapat bibit jagung, karena tahun ini hanya 22,5 ton, sangat kecil, sementara luas tanam cukup besar, animo masyarakat untuk tanam juga tinggi,” ujar Kanis.
Untuk diketahui, AWK merupakan Senator termuda NTT. Putra asal Ende ini terpilih dalam pemilu 2019 lalu. Duduk sebagi Dewan Jagung di DPD RI, AWK getol memperjuangkan aspirasi masyarakat NTT dalam berbagai segmen, salah satunya di bidang Pertanian.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS