Berita NTT

Kadis Pendidikan NTT Minta Kepala Sekolah Tidak Tunggu di Tikungan

Editor: Oby Lewanmeru
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Linus Lusi menyampaikan soal kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi, Senin 27 Februari 2023

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ( Kadis Dikbud ) Peovinsi Nusa Tenggara Timur Linus Lusi meminta para Kepala sekolah untuk tidak menunggu di tikungan. 

Linus Lusi menyebut ini menanggapi ihwal pelajar kelas XII SMA/SMK di NTT yang diancam tidak mengikuti ujian akhir sekolah gegara belum membayar uang komite dan uang sekolah. 

"Saya kira manajemen kepala sekolah perlu berbenah diri bersama unsur komite, sehingga jangan menunggu ditikungan. Tikungan yang dimaksud, menjelang ujian baru menggertak siswa," kata Linus Lusi, Senin 27 Maret 2023. 

Linus menyebut hal itu akan sangat tidak arif dan bijaksana. Dia berharap kepala sekolah dan komite bahu-membahu untuk menertibkan kewajiban siswa yang telah sepakati, dengan ketentuan tidak memberatkan siswa. 

Baca juga: Siswa Sekolah Jam 5 Pagi, Linus Lusi: Upaya Menata Wajah Baru Pendidikan di NTT

"Tapi siswa dan orang tua juga harus tahu diri. Kan ini kan membangun sebuah komitmen itu kan berangkat dari hal kecil, yang mana bisa membentuk karakter seseorang," kata dia. 

Linus mengatakan, sebelum informasi tentang adanya siswa yang diminta tidak mengikuti ujian itu disampaikan ke Ombudsman NTT, dirinya telah mendapat laporan. 

Pihak sekolah, kata dia, tidak punya niat untuk menelantarkan siswa. Pada prinsipnya, semua unsur pendidikan mendukung cita-cita siswa agar lulus berkualitas. 

Namun, adanya kewajiban normatif yang telah disepakati oleh manajemen sekolah dan orang tua, yang telah berjalan selama ini. 

"Sehingga apa yang dikhawatirkan siswa dan orang tua, tidak terbukti dan siswa masuk sekolah seperti biasa. Ujian seperti biasa," kata dia. 

Untuk itu, mantan Kepala Badan Perbatasan NTT itu meminta agar orang tua perlu mengikuti kesepakatan yang sudah ada. 

Dengan begitu, tidak ada yang merasa disalahkan. Ia sendiri sebagai kepala dinas Pendidikan, mengaku mendukung upaya dari kepala sekolah dalam mewujudkan cita-cita anak. 

"Dan bentuk salah satunya adalah pembinaan karakter. Harus disiplin, berintegritas, komitmen apa yang telah disepakati dan sekolah menerapkan itu bagian dari sebuah kesepakatan, dan buktinya semua siswa tadi pagi ujian seperti biasa," ujarnya. 

Linus berpesan ke orang tua agar mengikuti komitmen yang dibangun bersama dengan sekolah. Mestinya kesepakatan itu wajib ditaati bersama. 

Baca juga: Informasi Bangun Gedung Permanen SMAN 4 Takari Belum Pasti, Linus Lusi: Semangat Jangan Kendor

Menurut dia, ada kelangkaan yang dialami oleh guru di sekolah negeri. Maksud dia, upah guru-guru juga ada yang bersumber dari komite, sehingga para orang tua perlu memahami kondisi ini. 

Dengan ini maka guru -guru bisa dihargai melalui sumber pembiayaan dari komite. 

"Bukan berarti tidak bisa, siswa harus ikut ujian. Karena itu hak siswa, jadi harus dipilah. Tapi itu strategi satuan pendidikan untuk mendisiplinkan orang tua dan siswa, tapi pada akhirnya mereka juga memiliki sebuah kepekaan yang tinggi dan berjalan seperti ini," jelas Linus. 

Linus menegaskan, tidak boleh ada halangan bagi siswa untuk tidak mengikuti ujian. Secara keseluruhan, Linus Lusi menyebut ada 967, dari SMA/SMK/SLB. Sementara total siswa, Linus mengaku tidak mengingat secara pasti jumlah siswa, khusus kelasa XII.  (fan)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS 

Berita Terkini