Baca tanpa iklan
Kesuburan berarti menghasilkan buah atau berkah. Yesus bersabda,”Barangsiapa tinggal dalam Aku dan Aku dalam Dia, ia berbuah banyak.”
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 26 Maret 2023, Pembangkitan Lazarus
Ibu Theresa dari Kalkuta pernah berkata, “Buah dari keheningan adalah doa, buah dari doa adalah iman, buah dari iman adalah kasih, buah dari kasih adalah pelayanan dan buah dari pelayanan adalah damai.”
Kegembiaraan berarti tidak ada rasa takut yang terpusat pada kegembiaraan batin, bukan sekadar senang atau hura-hura karena kegembiraan tidak tergantung pada pasang surutnya kehidupan ini.
Panggilan kita adalah mengembuskan tanda-tanda kehidupan dalam hidup kita sehari-hari: meretas persaudaraan dan persahabatan dengan semua orang yang berkehendak baik, menghasilkan buah kesuburan dan membagikan kegembiraan yaitu berkat Tuhan bagi semua orang.
Iman sejati kita wujudkan di tengah hidup biasa setiap hari di mana kita bertemu dan mengabdi kepada Tuhan dalam sesama khususnya yang kecil, miskin dan tersisih.
Tahun 2004, penulis naskah dan sutradara film terkenal, Mel Gibson merilis sebuah film berjudul “The Passion of Christ.” Saya sangat tertarik dengan adegan Maria, ibu Yesus, berdiri dari jauh memandang Yesus, anaknya dengan tubuh penuh luka dan wajah berdarah-darah sambil memikul salib.
Saat itu, Mel Gibson memutar ulang sebuah adegan masa kecil di Nazareth: Maria sedang memasak dan si kecil Yesus berteriak menangis karena terjatuh dengan muka ke tanah.
Maria berlari mendapatkan dan memeluk anaknya dengan mesra dan berkata, “Aku di sini.”
Tiba-tiba Maria berani menerobos barisan serdadu berwajah garang dan memeluk Anaknya yang berdarah-darah.
Maria memandang wajah Anaknya dan berkata, “Aku di sini.” Yesus memandang wajah ibunya dan berkata: “Lihat Ibu, Aku membuat segalanya baru.”
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 26 Maret 2023, Kuasa Allah Harus Dinyatakan
Terkadang kita seperti Marta dan Maria mendesak Tuhan segera datang. Dan Tuhan menunda kedatangan-Nya. Kita kesepian, menderita.
Andaikan Tuhan bisa disogok, mungkin kita bisa memaksa-Nya. Rancangan Tuhan tidak sejalan dengan pikiran kita yang terbatas.
Maka, jangan sombng. Tuhan menuntut kita sesuatu yang tampak sederhana dan terdengar gampang tapi berat dijalani: tetap percaya kepada-Nya.
Sebab, tak kan pernah ada paska kebangkitan tanpa jumat agung penuh derita, air mata dan berdarah-darah.
Teks Lengkap Bacaan 26 Maret 2023