Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Banyak warga Lembata selama satu minggu terakhir mendatangi Gudang Bulog Lembata sejak harga beras di pasaran melonjak gratis.
Pantauan NTT Express, warga membludak sejak pagi hari sekitar Pukul 09.00 Wita, Selasa, 28 Februari 2023.
Warga mengaku saat ini mereka kesulitan mendapatkan beras dari kios atau toko yang tersebar di desa-desa. Kalau pun ada, harga beras sangat mahal yakni mencapai Rp. 14 ribu per kilogram.
Baca juga: DPRD Lembata Soroti Lambannya Proyek Infrastruktur Jalan Dari Dana PEN
"Di rumah beras tidak ada. Di kios juga tidak ada. Kalau ada terlalu mahal," kata Yuliana Tuto, seorang ibu rumah tangga asal Desa Dikesare, Kecamatan Lebatukan.
Menurut Yuliana, beras dari Bulog bersih dan berkualitas serta layak dikonsumsi.
Di sini mereka memperoleh beras dengan harga Rp. 9.000 per kilogram dalam karung kemasan 10 kg. Hal yang sama juga disampaikan Florentina Siri, warga Desa Lamagute, Kecamatan Ile Ape Timur.
Kepala Gudang Bulog Lewoleba, Iqbal Musa Songge, mengatakan, dalam sehari sebanyak 10 ton lebih beras disalurkan untuk masyarakat dengan harga Rp.9.000 per kilogram.
Kondisi ini berbeda dari satu minggu sebelumnya, di mana dalam sehari Gudang Bulog Lewoleba hanya menyalurkan 3 ton beras.
Baca juga: Kepala Gudang Bulog Lembata Larang Mitra Jual Beras Mahal
Untuk mengatasi antrian, dan membludaknya warga membeli beras, pihak Gudang Bulog Lewoleba menetapkan sistem kupon dengan jatah per orang 20 kilogram.
Dalam sehari, Gudang Bulog Lewoleba mengeluarkan 520 kupon untuk warga yang mengantre beras.
"Dengan adanya gejolak ini, kita bagi kupon sampai 520 dikali dengan satu orang 20 kilogram. Jadi satu hari 10 ton 400 kilogram," kata Iqbal.
Iqbal menjelaskan saat ini sebanyak 100 ton beras sedang dalam perjalanan untuk mengatasi kelangkaan dan melonjaknya harga beras ini.
"Dengan ada stok ini, mudah-mudahan 100 ton yang masih dalam perjalanan cepat tiba," pungkasnya.
Baca juga: Kepala Desa Protes Kurangnya ADD, Penjabat Bupati Lembata: Aturannya Sudah Begitu
Untuk mengatasi kelangkaan dan naiknya harga beras di kabupaten Lembata, pemerintah daerah sedang menyiapkan beberapa alternatif solusi yakni dengan menyediakan subsidi transportasi dari daerah produsen (surplus beras) ke Lembata.