Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kebijakan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat tentang siswa SMA/SMK masuk sekolah jam 5 pagi menuai pertentangan berbagai kalangan.
Penolakan terhadap kebijakan itu datang juga dari Forum Pemuda NTT, yang mempertanyakan korelasi kebijakan tersebut dengan mutu pendidikan di NTT.
"Kita pertanyakan korelasi kemajuan pendidikan dengan mewajibkan siswa masuk pukul 05.00 Wita. Situasi ini tidak sebanding dengan konsdisi Masyarakat NTT," kata ketua Forum Pemuda NTT, Agustinus Budi Utomo Gilo Roma, Senin 27 Februari 2023.
Lulusan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan FKIP Undana Kupang itu meminta Gubernur NTT, membatalkan kebijakan tersebut. Forum Pemuda NTT merespon keras dari pernyataan gubernur yang mengaitkan kebijakan itu untuk mendorong kemajuan pendidikan NTT.
Baca juga: Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Pengamat Pendidikan Undana Nilai Ada Kesesatan Logika
Budi Utomo Gilo Roma pertimbangan lain menolak kebijakan itu terkait dengan akses transportasi. Menurut dia banyak wilayah NTT juga tidak bisa menjangkau akses transportasi.
Kebijakan itu juga tentu membebani siswa karena kondisi tubuh yang tidak maksimal karena harus bangun lebih awal.
"Itu logikanya pukul 05.00 Wita masuk maka siswa wajib bangun pukul 04.00, minimal atau bahkan pukul 03.00. artinya bahwa kondisi tubuh mereka belum siap menerima pelajaran," kata dia.
Pria yang akrab disapa Bedi Roma itu sepakat apabila kebijakan itu agar siswa yang datang bisa berolahraga. Namun, jika kebijakan itu agar siswa memulai proses belajar, tentu akan sangat sulit.
Sisi lain, orang tua siswa juga akan kesulitan mengatur waktu bila kebijakan itu benar dilaksanakan.
"Kita tidak bisa samakan pendidikan dengan orang yang berjualan di pasar.
Itu Keliru menurut saya, tidak ada alasan mendasar yang jelas selain wacana dan kejar target untuk masuk dalam 200 sekolah terbaik versi LMPTN," ujar dia.
Baca juga: Gubernur NTT Tetapkan Sekolah Mulai Jam 5 Pagi, Kepala SMAN 6 Kupang Sebut Disiplin Perlu Digenjot
Untuk itu, kebijakan ini baginya perlu dipikirkan kembali. Ia kembali menegaskan tak ada kaitannya antara kebijakan ini dengan kemajuan pendidikan NTT.
"Kita paham Pak Gubernur ingin sekolah maju tapi kondisi masyarakat belum siap dan bahkan sulit menerima kebijakan itu," paparnya.
Bedi Roma bilang kebijakan ini paling kontroversial di Indonesia. Sebab tak ada ukuran pasti mengenai kebijakan itu dengan mutu pendidika.
"Saya pikir ini kebijakan yang paling kontroversial di seluruh Indonesia. Tidak ada barometernya, kaji kembali dan mohon agar di koreksi Lagi. Siswa masuk jam begitu mereka pasti ngantuk karena tubuhnya belum siap menerima Pendidikan," tegasnya. (Fan)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS