“Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi motivasi kepada setiap pelaku pembangunan dan masyarakat, untuk dapat berkreasi dengan bekerja kolaboratif agar dapat bertahan dalam keadaan yang paling sulit sekalipun, di tahun 2023 ini dan di masa-masa mendatang,” harapnya
Diakhir sambutannya,Johanna membuka kegiatan secara resmi sekaligus juga mengucapkan terima kasih kepada Kepada kedua Narasumber yang telah bersedia untuk membawakan materi terkait Pengembangan Tanaman Hortikultura Dalam Rangka Pengendalian Inflasi di NTT.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTT, Donny H. Heatubun, dalam kesempatan ini membawakan materi mengenai upaya pengendalian inflasi Tahun 2023. Dalam materinya, terdapat 4 poin pokok yang disampaikan yaitu 4 K, Yakni, Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran distribusi dan Komunikasi Efektif.
“Dalam upaya penanganan pengendalian inflasi, kita tentunya perlu menyampaikan bahwa kita bisa lakukan penanaman tanaman hortikultura seperti bawang, cabai, sayur dengan memerhatikan 4 K yang telah dijelaskan,”katanya.
Menurutnya, dalam keterjangkauan pasar, maka perlu melaksanakan operasi pasar, sidak pasar, dan bazaar secara rutin di Pasar. Selain itu, dalam ketersediaan pasokan perlu melanjutkan dan melakukan penguatan penyusunan neraca pangan strategis sebagai sumber informasi ketersediaan pasokan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Lecky Frederich Koli, S. TP membawakan materi mengenai upaya-upaya pemerintah Provinsi NTT untuk pengembangan tanaman hortikultura dan dampaknya dalam rangka pengendalian inflasi di NTT.
Baca juga: Enam Point Hasil Rakor Bidang Kominfo Tingkat Provinsi NTT Tahun 2023
Lecky mengatakan, hortikultura, baik tanaman sayuran, tanaman buah, tanaman bunga /hias dan tanaman obat di NTT perlu terus ditingkatkan produksi dan ketersediaannya.
“Beberapa komoditi hortikultura segar masih memberi kontribusi terhadap inflasi di NTT. Sehingga dibutuhkan upaya bersama secara kolaboratif dan dalam ekosistem hulu-hilir mulai dari produksi, pendampingan, akses modal, offtaker dan pasar,”ungkapnya
Selain itu, Lecky menyebutkan, terdapat 4 upaya pengembangan hortikultura yang perlu dilakukan di NTT. Untuk upaya :
Pertama yaitu, pengembangan kawasan dan atau kampong hortikultura 5-10 ha pada Kabupaten.
Kedua, penumbuhkembangan petani atau kelompok tani berusaha tani hortikultura.
Ketiga, Penyediaan stok benih untuk penanganan Inflasi dan dan pembibitan Hortikultura oleh UPTD Perbenihan untuk pengembangan dan Keempat, dukungan Cold storage dan hoortimart .
Usai pemaparan materi oleh kedua Narasumber, kegiatan berikutnya dilanjutkan dengan diskusi bersama seluruh peserta yang hadir, sekaligus dilakukan sesi kuis oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Donny H. Heatubun. Dalam sesi kuis ini, peserta yang bisa menjawab pertanyaan dari Kepala BI ini diberikan hadiah yang telah disiapkan.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Plt. Sekretaris Daerah Provinsi NTT selaku Wakil Ketua II Tim Pengendalian Inflasi
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Pimpinan Lembaga Agama Lingkup Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kepala BPS Provinsi NTT, Kakanwil Ditjen Anggaran Provinsi NTT, Kepala OJK Provinsi NTT, Kepala Badan Standarisasi,
Dan juga, Instrumen Pertanian (BPSIP) Nusa Tenggara Timur, Direktur Utama Bank NTT, Pimpinan Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten TTS, Kabupaten TTU, Kabupaten Belu, dan Kabupaten Malaka serta Media Massa. (Cr.20)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS