Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 19 Februari 2023, Kepada Musuh yang Tercinta

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RENUNGAN - RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Minggu 19 Februari 2023 dengan judul Kepada Musuh yang Tercinta.

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Kepada Musuh yang Tercinta.

RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama dari Kitab Imamat 19: 1-2.17-18, bacaan kedua 1 Korintus 3: 16-23, dan bacaan Injil Matius 5: 38-48, Minggu Biasa VII.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 19 Februari 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Pada suatu hari seorang anak laki-laki berkelahi dengan mamanya. Kata-kata hujatan dilontarkan kepada mamanya.

Dia katakan,  “Dasar orangtua kolot, bodoh dan bebal, kikir dan pelit."

Sang mama merasa tak punya arti dan harga diri lagi mendengar teriakan anak yang dulu dilahirkan melalui sakit bersalin selama sembilan bulan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 19 Februari 2023, Mengasihi Musuh, Memikul Salib

Banyak tetangga berdatangan dan menjadi saksi hidup atas perkataan anak kepada mamanya.

Anak itu bersumpah dengan kata-kata, "Kalau engkau mati, saya tidak akan datang menguburkanmu.”

Dan mamanya pun menjawab, 'Kalau saya mati dan engkau datang, jenazah saya terangkat ke permukaan peti.”

Tak lama kemudian, sang mama itu pun meninggal. Berita itu sampai ke telinga anaknya.

Menjelang Misa Penguburan anaknya datang. Jenazah sang mama terangkat ke permukaan peti.

Semua orang di seputar peti jenazah berteriak dan melarikan diri ketika menyaksikan peristiwa itu.

Lalu teringatlah orang-orang di sekitar rumah bahwa dulu anak laki-lakinya bersumpah tidak akan datang menguburkan mamanya.

Ketika anak itu disuruh pulang, jenazah itu kembali normal dan tersimpan seperti sediakala.

Menurut Kitab Imamat, hidup manusia itu pada dasarnya adalah kudus, suci dan tak bercela.

Maka kepada Israel diingatkan akan jati diri mereka sebagai umat Allah yang kudus. “Jadilah kudus, karena Aku Tuhan Allahmu adalah kudus”(Imamat 19, 2).

Dan hukum Musa menjelaskan bahwa hanya melalui kasih orang-orang Israel dapat memperoleh kekudusan. Di dalam kasih, orang tidak membenci saudaranya, tidak mendatangkan dosa pada dirinya sendiri dengan berpikir buruk.

Kasih itu tidak membalas dendam kepada sesama yang bersalah kepadanya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 19 Februari 2023, Kuduslah Kamu, Sebab Aku, Tuhan Allahmu, Kudus

Kepada orang-orang Korintus, Rasul Paulus menjelaskan bahwa setiap orang yang hidup dalam semangat cinta kasih, dirinya merupakan Bait Allah dan roh Allah diam di dalamnya.

Sebagai bait Allah, orang tidak boleh menipu diri sendiri, tidak memegahkan diri sebab seluruh hidupnya adalah milik Kristus.

Sedangkan bagi Yesus, tanda khas kekudusan kristiani terletak dalam cinta kepada musuh-musuh.

“Kasihilah musuh-musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu di Surga."

Sebagaimana kita tahu, kekerasan masih menjadi bagian dari hidup. Pada zaman Perjanjian Lama ada ucapan, “Gigi ganti gigi dan mata ganti mata”.

Dengan bahasa sederhana dapat dikatakan, ”Kalau engkau memukul saya, maka sayapun harus memukul engkau.”

Hukuman setimpal dengan kesalahannya. Sistem balas dendam menjadi ukuran keadilan sehingga tidaklah mengherankan kalau kekerasan terus saja merajalelah dalam hidup manusia. Suami memukul istri sampai badan biru belau.

Seorang ibu dan anaknya dibunuh oleh suaminya Perkelahian anak-anak di jalan, perkelahian antar sekolah, perkelahian di dalam rumah dan banyak hal lain lagi. Sampai kapankah kekerasan ini berakhir, mungkin tidak.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 18 Februari 2023, Beriman kepada Allah

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Yesus minta para muridNya agar mengesampingkan hukum balas dendam. Dia menghendaki cinta kasih, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.

Dengan berbuat baik kepada sesama atas dasar kasih itulah kita mengambil bagian dari kekudusan-Nya.

Sebaliknya, tidak mungkin kita menjadi kudus, tidak mungkin kita serupa dengan Allah Pencipta kita, kalau kita tidak mengasihi sesama, siapa pun juga.

Bahkan dengan ibadat, banyak berdoa, rajin mengikuti perayaan Ekaristi, mengada-kan ziarah ke mana pun juga, kita tidak menjadi kudus, apabila semua itu tidak timbul dan dilaksanakan karena dan dengan kasih.

Yesus menghendaki agar para murid bukan hanya mencintai sesamanya tetapi mencintai dan mendoakan musuh-musuhnya. Bukti paling nyata ketika bergantung di Salib, Dia mendoakan para pembunuhNya.

Bagi Yesus, kasih tidak boleh membeda-bedakan antara orang baik dan orang jahat. Allah Bapa di surga mengasihi orang baik dan orang jahat, yang percaya kepada Kristus dan mereka yang menolaknya.

Kontemplasi

Bagaimana kita harus berbuat baik kepada orang yang kurang ajar terhadap kita? Apakah kita membiarkan seseorang mencaci maki dan meneriakkan nama kita?

Siapa di antara kita sanggup menahannya? Yesus mengajak kita membalas kejahatan dengan kebaikan dan mendoakan mereka yang kurang ajar terhadap kita.

Dengan demikian kita menjadi anak-anak Bapa di Surga yang selalu mencintai semua orang, baik atau pun jahat.

Doa

Allah Bapa kami bersama, kami ini sesama saudara seBapa. Ajarilah kami saling menaruh cinta kasih sebagaimana Engkau menyayangi kami semua. Robohkanlah tembok-tembok pemisah yang mengasingkan satu sama lain.

Semoga kami tidak hanya menaruh cinta kasih kepada sahabat-sahabat kami saja, tetapi bersedia pula memaafkan siapapun. Demi Kristus
Tuhan kami. Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Minggu. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Teks Lengkap Bacaan Minggu 19 Februari 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 19 Februari 2023. (Tokopedia)

 

Bacaan Pertama: Imamat 19:1-2.11-18

"Engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran."

Bacaan dari Kitab Imamat:

Tuhan berfirman kepada Musa, "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, kudus. Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegur orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia.

Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah Tuhan.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 103:1-2.3-4.8.10.12-13

Refr. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.

1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, jangan lupa akan segala kebaikannya.

2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.

3. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.

4. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang bertakwa.

Bacaan Kedua: 1 Korintus 3:16-23

"Kamu adalah tempat kediaman Allah."

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus:

Saudara-saudara, tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia.

Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu. Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat.

Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: "Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya." Dan di tempat lain: "Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka."

Karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah milikmu: baik Paulus, Apolos, maupun Kefas, baik dunia, hidup, maupun mati, baik waktu sekarang, maupun waktu yang akan datang. Semuanya kamu punya. Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil 1 Yohanes 2:5

Refr. Alleluya, alleluya, alleluya.

Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Bacaan Injil Matius 5:38-48

"Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu."

Inilah Injil suci menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘mata ganti mata; gigi ganti gigi’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu.

Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.

Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu. Kalian telah mendengar bahwa disabdakan, ‘Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu’.

Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian.’ Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu di surga.

Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat, dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar.

Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain?

Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu kalian harus sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkini