Sebaliknya, tidak mungkin kita menjadi kudus, tidak mungkin kita serupa dengan Allah Pencipta kita, kalau kita tidak mengasihi sesama, siapa pun juga.
Bahkan dengan ibadat, banyak berdoa, rajin mengikuti perayaan Ekaristi, mengada-kan ziarah ke mana pun juga, kita tidak menjadi kudus, apabila semua itu tidak timbul dan dilaksanakan karena dan dengan kasih.
Yesus menghendaki agar para murid bukan hanya mencintai sesamanya tetapi mencintai dan mendoakan musuh-musuhnya. Bukti paling nyata ketika bergantung di Salib, Dia mendoakan para pembunuhNya.
Bagi Yesus, kasih tidak boleh membeda-bedakan antara orang baik dan orang jahat. Allah Bapa di surga mengasihi orang baik dan orang jahat, yang percaya kepada Kristus dan mereka yang menolaknya.
Kontemplasi
Bagaimana kita harus berbuat baik kepada orang yang kurang ajar terhadap kita? Apakah kita membiarkan seseorang mencaci maki dan meneriakkan nama kita?
Siapa di antara kita sanggup menahannya? Yesus mengajak kita membalas kejahatan dengan kebaikan dan mendoakan mereka yang kurang ajar terhadap kita.
Dengan demikian kita menjadi anak-anak Bapa di Surga yang selalu mencintai semua orang, baik atau pun jahat.
Doa
Allah Bapa kami bersama, kami ini sesama saudara seBapa. Ajarilah kami saling menaruh cinta kasih sebagaimana Engkau menyayangi kami semua. Robohkanlah tembok-tembok pemisah yang mengasingkan satu sama lain.
Semoga kami tidak hanya menaruh cinta kasih kepada sahabat-sahabat kami saja, tetapi bersedia pula memaafkan siapapun. Demi Kristus
Tuhan kami. Amin.
Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Minggu. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Teks Lengkap Bacaan Minggu 19 Februari 2023
Bacaan Pertama: Imamat 19:1-2.11-18