POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Antara Cinta dan Benci.
Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama dari Kitab Imamat 19: 1-2.17-18, bacaan pertama 1 Korintus 3: 16-23, dan bacaan Injil Matius 5: 38-48.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 19 Februari 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Ibu Bapak, saudari/a terkasih dalam Kristus.
Hari ini kita memasuki hari Minggu Biasa VII dan menjadi hari Minggu biasa terakhir sebelum kita memasuki Masa Prapaskah.
Pada hari Minggu biasa terakhir ini, kita akan mendengar inpirasi firman yang mengangkat tema tentang mencintai.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 19 Februari 2023, Mengasihi Musuh, Memikul Salib
Bacaan pertama dari kitab Imamat memberi tekanan pada nasihat-nasihat kepada jemaat bangsa Israel untuk mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Pendasaran saling mengasihi karena Tuhan itu kudus dan kuduslah kamu. Dan disempurnakan dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus bahwa kita adalah bait Allah dan Roh Allah diam di dalam kita. Maka kita selalu berbuat kebaikan kepada siapa saja, karena di dalam diri semua orang itulah Roh Allah berdiam.
Pada akhirnya dalam Injil, Yesus mengajarkan lagi kepada para muridNya dalam Kotbah di Bukit tentang hal baru yang sedikit berbeda dari hukum umumnya dalam tata hukum bangsa Israel, termasuk hukum Taurat.
Contoh, “Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu”, diubah Yesus menjadi “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”. Yesus memberikan tekanan baru dalam melihat hukum yang ada.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 19 Februari 2023, Kuduslah Kamu, Sebab Aku, Tuhan Allahmu, Kudus
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Minggu terakhir ini memberikan catatan penting untuk kita bahwa mencintai sesama dan berbuat kasih itu adalah sebuah kewajiban moral sebagai seorang pengikut Yesus.
Dan itu sejak awal perjanjian lama sudah ditetapkan. Karena kita semua percaya bahwa diri kita atau setiap manusia itu adalah Bait Allah tempat Allah berdiam atau tinggal di dalamnya. Maka mencintai atau berbuat kasih itu sebuah kewajiban moral kepada siapa saja.
Oleh keyakinan itulah kita semua dipanggil untuk menjadi seorang Kristen sejati. Oleh keyakinan sama juga, Yesus hadir dengan satu pola baru.