Berita Alor

Komunitas Alor Tanpa Batas Gandeng Media, Ajak Kaum Muda Rayakan Valentine dengan Kegiatan Positif

Editor: Eflin Rote
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jumpa Pers - Komunitas Alor Tanpa Batas (ATB) mengadakan jumpa pers menyambut hari Valentine, sekaligus mendeklarasikan kerja komunitas dan kaum muda Alor melakukan kegiatan positif di hari Valentine. Senin, 13 Februari 2023.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Else Nago

POS-KUPANG.COM, KALABAHI - Komunitas Alor Tanpa Batas mengajak kaum muda di Kabupaten Alor, khususnya di Kota Kalabahi merayakan hari Valentine dengan kegiatan yang positif. 

Pada jumpa pers yang digelar di Restoran Mama Kadelang, Kecamatan Teluk Mutiara, Senin 13 Februari 2023. Vinsen Sulu, selaku salah satu pendiri Komunitas Alor Tanpa Batas (ATB) mengungkapkan bahwa komunitas ini lahir dari kepedulian bersama terhadap masalah sosial di Kabupaten Alor.

"Komunitas Alor Tanpa Batas ini, akan kami deklarasikan besok bertepatan dengan hari Valentine. Nama komunitas kami sudah kami daftarkan di Kementerian Hukum dan HAM, beberapa hari kedepan kami tinggal menunggu aktanya," kata Vinsen, yang berprofesi sebagai Pimpinan Bank NTT Cabang Alor.

Baca juga: Dianggap Merugikan Masyarakat, FRA Tuntut DPRD Kabupaten Alor

Selain mendeklarasikan keberadaan Komunitas ATB, kepada sejumlah media yang hadir Vinsen juga menuturkan sejarah singkat, visi dan misi serta fokus kerja Komunitas ATB. 

"Komunitas ATB ini lahir dari kepedulian kami bersama beberapa pendiri lainnya, ada Pdt. Loisa, Pdt. Feby, Bapak Jef, Kakak Lusi dan sejumlah orang lainnya yang peduli tentang hal-hal kecil di sekitar kita. Kita berangkat dari tingginya kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan, pergaulan bebas, penyakit menular seksual, masalah tenaga kerja dan masalah-masalah lainnya, yang meskipun kecil memiliki dampak yang cukup besar," jelas Vinsen.

Fokus utama ATB adalah kekerasan seksual. Karenanya salah satu agenda dalam deklarasi ATB, adalah memberikan edukasi kaum muda tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak juga tentang pergaulan bebas dan dampaknya.

"Kami menghimpun generasi muda. Sasaran spesifik kami adalah pelajar SMP, SMA dan mahasiswa. Komunitas ATB ini sifatnya lintas batas tidak membedakan suku, ras, dan agama. Kita semua bertanggung jawab menyelesaikan masalah. Tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan remaja di Alor, masalah tenaga kerja di mana ketidakmampuan kita menyediakan angkatan kerja yang baik, dan ruang bagi masyarakat kita untuk mendapatkan kesempatan kerja. Pola hidup khusus yg menyinggung anak dan remaja kita, pergaulan bebas, dan dampak dari medsos yang tidak terkontrol," terang Vinsen.

Baca juga: Situs Al-Qur’an Tua di Kabupaten Alor, Pusaka dari Kesultanan Ternate

Demikian, Vinsen mengungkapkan visi, misi, dan fokus utama komunitas ATB.

"Motto kami menjangkau Alor dengan hati. Visi kami berupaya kita yang kecil ini menjadi fasilitator dan katalisator yang utuh. kita memfasilitasi kebijakan pemerintah dan kita mempercepat hal baik untuk dilaksanakan di masyarakat dan alam kita. Fokus kita pencegahan kekerasan terhadap anak perempuan dan remaja. Kita akan melakukan konseling dengan didampingi oleh psikolog dan praktisi yang telah berpengalaman dalam pendampingan. Kita juga melakukan edukasi tentang resiko pergaulan bebas dan penyakit menular seksual," ucap Vinsen.

Selain itu, Pdt. Loisa Ena Blegur, M.Th menjelaskan tentang pendampingan psikologis terhadap korban kekerasan yang menjadi salah satu fokus kerja komunitas ATB.

"Ini pergumulan panjang untuk kami bisa ada di tengah kaum muda. Berangkat dari pengalaman kemarin ketika adik-adik mengalami kekerasan seksual saya mendampingi mereka. Ada banyak pertanyaan yang muncul, saya memang mendampingi tetapi tidak ada ruang bagi saya, untuk istilahnya berkelanjutan dalam pendampingan tersebut. Kami bersama sepakat untuk punya satu ruang, ketika persoalan pastoral muncul maka ruang itu akan menolong kita untuk bertindak lebih jauh. Pasti orang akan bertanya pendeta ini dari mana, oh dari Sinode GMIT mana suratnya? karena memang saya juga rohaniawan sehingga harus butuh hal semacam itu. Selain itu saya bekerja sebagai pendamping pastoral di rumah sakit, tugas dan fungsi saya di rumah sakit banyak berhadapan dengan pasien. Pasien saya tidak hanya sakit secara fisik, tetapi juga sakit secara psikis ini  menjadi ruang kami memberikan pendampingan lanjutan," ujar Pdt. Loisa.

Komunitas Alor Tanpa Batas berharap, dengan menggandeng media yang ada di Alor bisa bersama-sama mengenalkan Komunitas ATB kepada masyarakat. Menyadarkan masyarakat bahwa komunitas ini hadir, dan siap bersinergi dengan pemerintah sekaligus sebagai fasilitator sekaligus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Alor. (cr19)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkini