POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Ambros Ladjar dengan judul Hati-Ku Tergerak Oleh Belaskasihan kepada Mereka.
RD. Ambros Ladjar menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama dari Kitab kejadian 3:3-24, dan bacaan Injil Markus 8:1-10.; HOS (Hari Orang Sakit) Sedunia ke 31: Rawatlah Dia.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Sabtu 11 Februari 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Setiap orang punya iman dan imun tubuh yang baik. Kalau saja terganggu maka muncul banyak soal. Dari sebab itu ajakan vaksinasi itu sangat perlu untuk kita.
Banyak yang mencari kebahagiaan lewat aneka hidup dunia, tapi umumnya tak menjamin. Harta, pangkat, jabatan dan kuasa semuanya tak ada arti jika fisik dan psikis mulai digerogoti penyakit.
Sangat terasa ketika masa pandemi Covid-19. Orang akan rasa bahagia jika tahu bahwa dirinya sehat. Sebab segala aktivitas lain otomatis akan berjalan dengan lancar.
Kehadiran Yesus Anak Allah di dunia untuk membagi kebahagiaan yang memang tak tampak jelas. Dia malah mengajak semua orang agar hidup dalam semangat kemiskinan, penderitaan dan kelaparan.
Banyak orang protes karena ajaran-Nya sangat kontradiktif tanpa pemahaman. Selama kita masih haus akan tawaran hidup dunia kita sendiri, kita akan korbankan segala yang ada.
Alasan ini maka banyak orang yang terus menerus mencari Yesus. Kebuntuhan hidup mereka pada akhirnya bisa terjawab. Orang sakit disembuhkan, yang lapar dan haus pun dikenyangkan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 10 Februari 2023, Godaan Itu Selalu Menarik
Kisah Yesus menggandakan tujuh buah Roti untuk 4000 orang memberi bukti nyata.
Yesus mengenyangkan mereka dan menyisahkan 7 bakul penuh. Ini berbeda dengan kisah injil Mk 6: 30-44. Dari Lima Roti dan dua ikan dapat mengenyangkan 5000 orang dan sisanya 12 bakul.
Hal yang sama juga untuk semua orang menderita berbagai jenis penyakit. Kita juga seringkali berhadapan dengan berbagai situasi dan kondisi sulit di masyarakat. Sedih, lapar, kehilangan harta, bencana dan kematian adalah realitas yang tak disangkal.
Posisi batin kita pasti terganggu. Bisa saja kita apatis dan menempatkan diri sebagai penonton. Kita mungkin rasa lucu, tapi Injil mengajak kita agar memiliki rasa peduli terhadap sesama untuk merawat mereka dengan tulus hati.
Kita pasti tak bisa beri secara material karena alasan tak mampu, tapi Yesus mau menggugat hati nurani kita melihat kesulitan sesama. Ketika kita memiliki hati yang penuh belas kasih, maka kita akan mudah merasa tergerak.