Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 7 Februari 2023. Bangsa Ini Memuliakan Aku dengan Bibirnya, Tapi

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RENUNGAN - RD. Ambros Ladjar menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Selasa 7 Februari 2023 dengan judul Bangsa Ini Memuliakan Aku dengan Bibirnya Tapi Hatinya Jauh Dari-Ku.

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Ambros Ladjar dengan judul Bangsa Ini Memuliakan Aku dengan Bibirnya Tapi Hatinya Jauh Dari-Ku.

RD. Ambros Ladjar menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama dari Kitab Kejadian 1: 20 - 2: 4a, dan bacaan Injil Markus 7: 1-13.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Selasa 7 Februari 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

 

Penerapan aturan terkait protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 sungguh sangat ketat. Kini situasinya berangsur normal lagi dan terkesan agak longgar tapi dampak positifnya bahwa orang semakin taat hidup di masyarakat.

Pada mulanya memang belum sepenuhnya disadari, tapi dengan korban yang banyak berjatuhan itu, maka mata semua orang menjadi melek.

Budaya baru positif yakni pola hidup sehat mulai berlaku. Tak lupa cuci tangan. Masuk keluar rumah orang wajib pakai masker dan handsanitizer, bukan karena tuntutan adat-istiadat yang dipraktikkan orang Yahudi.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 7 Februari 2023, Sikap Batin Menentukan Kualitas Hidup

Perjalanan yang jauh dan melelahkan bagi Yesus dan para murid bisa dipahami kalau sampai lapar. Karena kondisi itu, maka mereka langsung makan tanpa peduli aturan, hukum Yahudi untuk cuci tangan terlebih dahulu. Sesuai adat-istiadat Yahudi, tindakan sembrono seperti itu dianggap najis.

Demikian pula halnya apabila orang baru pulang dari pasar tanpa mandi dan langsung makan itu juga dianggap najis.

Dari praktik serupa ini maka orang mengajukan pertanyaan kepada Yesus: Mengapa para murid-Mu makan dengan tangan najis? Mereka itu hidup tak sesuai adat nenek moyang kita. Yesus dengan kesal menjawab: bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, tapi hatinya jauh dari pada-Ku.

Dari semula manusia itu sempurna karena diciptakan Allah seturut citra-Nya. Yesus ingatkan kaum Farisi akan bahaya kemunafikan dalam praktik, terlebih erat berkaitan dengan kesalehan palsu.

Menjadi orang bijak berarti hidup yang seimbang, tak cuma tekankan aspek hukum Musa secara lahiriah lalu mengabaikan esensi rohaninya. Jika demikian, maka cara hidup jadi dangkal karena yang tampak cumalah kemunafikan.

Tanpa sadar perilaku hidup kita di zaman kini pun, seringkali bertolak belakang. Kita mempertontonkan gaya hidup elite dan hebat padahal mengabaikan kebiasaan baik, maka menguras bagian dalamnya menjadi keropos.

Sebagaimana halnya orang Farisi, Yesus juga menuntut semangat pertobatan yang serius dari kita agar tak lupa akar budaya sesuai asal usul.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 7 Februari 2023, Jangan Lupakan Dia

Bagaimana pemahaman dan penghayatan hidup kita?

Halaman
1234

Berita Terkini