POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Pilihlah Terang atau Menjadi Garam.
Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama dari Kitab Yesaya 58: 7-10, bacaan kedua dari 1 Korintus 2: 1-5, dan bacaan Injil Matius 5: 13-16.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 5 Februari 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Ibu Bapak, saudari/a terkasih dalam Kristus.
Hari ini kita memasuki minggu biasa pekan kelima (V). Kita disuguhkan kembali dengan bacaan-bacaan suci yang mengajak kita sebagai pengikut Kristus agar siap menjadi teladan bagi banyak orang disekitar kita.
Teladan sebagai murid Tuhan itu seperti dalam Kitab Nabi Yesaya: memberi makan orang yang lapar, mengunjungi orang sakit, memberi pakaian orang yang tak punya pakaian, tidak memberi atau menjadi beban bagi orang lain, tidak menyembunyikan diri dari saudara sendiri dan banyak contoh yang lainnya.
Artinya menjadi pengikut Yesus, kita hanya perlu melakukan hal-hal sederhana itu dengan penuh belas kasihan yang besar.
Dan itu menjadi tanda akan kebesaran Yesus sebagai orang yang lebih menderita dari kita. Dia telah memberikan diriNya kepada kita dalam jalan salibNya.
Maka tak ada cara lain kecuali kita siap berkorban bagi orang lain yang membutuhkan kita.
Dan dalam bacaan Injil, Yesus mengangkat tema menjadi garam dan terang bagi dunia dalam versi kotbah Yesus di atas bukit.
Ketika menjadi murid Yesus, maka menjadi garam untuk menggarami duni dan menjadi terang untuk menerangi dunia.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Bacaan-bacaan suci hari ini sangat memberi inspirasi kepada kita akan tugas kita sebagai seorang murid Tuhan yang harus memberi teladan dengan memberi terang bagi orang yang tinggal dalam kegelapan dan menjadi garam yang menggarami dunia yang ada di sekitar kita.
Konteks Yesus memberikan kotbah di atas bukit ini memang ditujukan kepada para murid-muridNya dari bab 5-7 dalam Injil Matius dengan setiap penggalan kotbah dengan tema masing-masing.
Yesus sudah sangat yakin bahwa kotbah ini ditujukan kepada para muridNya yang selalu ada bersama-sama dengan Dia dalam seluruh perjalanan misi Yesus.
Dan oleh kotbah-kotbah ini, Yesus sudah mengandaikan bahwa para muridNya itu sudah mendengar dan mengerti banyak hal yang sudah diajarkan Yesus kepada mereka.
Kedekatan Yesus dan para muridNya membuat Yesus yakin bahwa mereka sudah mendapatkan sesuatu dari Yesus, seperti contoh Yesus memberi kuasa kepada mereka ketika mengutus mereka berdua-dua atau mengutus 70 murid.
Begitu juga dengan hari ini, menjadi terang dan garam dunia itu.
Para murid diandaikan sudah menerima “Kuasa Terang” dan “Menjadi Garam” dari Yesus sendiri. Agar dengan itu mereka mampu menjadi terang dan garam bagi orang lain dan bagi dunia.
Nah, pengandaian inilah yang juga seharusnya terjadi dalam diri kita sebagai pengikut Yesus.
Untuk bisa menjadi terang dan garam dunia, kita tidak bisa terlepas dari Yesus yang menjadi sumber itu sendiri.
Maka untuk menjadi terang, maka kita butuh kekuatan terang itu sendiri dari Yesus dan kekuatan itu bisa kita dapatkan kecuali kalau kita memiliki kedekatan dengan Yesus sendiri.
Selalu menjalin relasi dengan Dia dalam seluruh hidup kita.
Maka ketika kita menjadi terang bagi orang lain, terang itu memang benar hadir dari kekuatan Yesus sendiri dan bukan mengandalkan terang kita sendiri yang dapat dipastikan cepat suram karena dosa-dosa kita.
Begitu juga ketika hendak menjadi garam dunia, kita harus bisa mendapat kekuatan asin itu sendiri dari Tuhan agar kita dapat menggarami dunia.
Jika hanya menggunakan kekuatan asin dalam diri kita dengan tingkat keasinan yang masih rendah, maka sulit untuk bisa menggarami dunia.
Maka bagi kita, yang terpenting adalah harus mampu mendapatkan terang dan garam itu dari Yesus sendiri sebagai sumbernya maka barulah kita siap menjadi terang dan garam bagi dunia, mulai dari dalam rumah kita sendiri, lingkungan kita dan komunitas kita sendiri.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Pesan untuk kita, pertama: Yesus satu-satunya sumber terang dan garam itu sendiri.
Kedua, sebagai murid Tuhan, kita harus siap menjadi terang dan garam dunia.
Dan ketiga, tentu harus menimba terang dan garam dari Tuhan sendiri sebelum menjadi terang dan garam bagi dunia dengan selalu menjalin relasi yang intim dengan Yesus sendiri.
Kemudian menjadi terang dan garam mulai dari dalam lingkungan keluarga dan komunitas kita sendiri
Teks Lengkap Bacaan Minggu 5 Februari 2023
Bacaan Pertama: Yesaya 58:7-10
"Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, maka terangmu akan terbit dalam gelap."
Bacaan dari Kitab Yesaya:
Beginilah firman Tuhan Allah, “Aku menghendaki supaya engkau membagi-bagikan rotimu kepada orang yang lapar, dan membawa ke rumahmu orang-orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
Pada waktu itulah terangmu akan merekah laksana fajar, dan luka-lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan di depanmu dan kemuliaan Tuhan menjadi pengiringmu.
Pada waktu itulah engkau akan memanggil Tuhan dan Ia akan menjawab; engkau akan berteriak minta tolong, dan Ia akan berkata, ‘Ini Aku!’ Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu, dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah;
apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap, dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm. 112:4-5.6-7.8a.9
Refr. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
1. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gelap Ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya.
2. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya. Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan pada Tuhan.
3. Hatinya teguh, ia tidak takut, ia murah hati, orang miskin diberinya derma. Kebajikan tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.
Bacaan Kedua: 1 Korintus 2:1-5
"Aku mewartakan kepadamu kesaksian Kristus yang tersalib."
Bacaan dari Surat Pertama Santo Paulus kepada umat di Korintus:
Saudara-saudara, ketika aku datang kepadamu, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa pun di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.
Aku pun datang kepadamu dalam kelemahan, dengan sangat takut dan gentar. Baik ajaran maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, melainkan dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya imanmu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil: Yohanes 8:12
Refr. Alleluya, alleluya, alleluya.
Akulah terang dunia, sabda Tuhan. Barangsiapa mengikuti Aku, ia mempunyai terang hidup.
Bacaan Injil: Matius 5:13-16
"Kamu adalah garam dunia."
Inilah Injil suci menurut Matius:
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang.
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu yang di surga.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS