"Ikan yabmng sudah lewati proses di alat ini, bisa langsung dimakan. Warna, rasa dan tekstur ikannya pun beda seperti ikan kering lainnya," ungkapnya.
Sementara itu, hasil dari alat ini belum dapat dipasarkan karena alatnya baru diuji coba Desember 2022.
Dia berharap semoga proses pemasaran penjualannya cepat diselesaikan, supaya hasil ikan kering tersebut dapat dinikmati oleh masyarakat NTT.
Selain itu, pengelola alat tersebut dari pihak ketiga atau mitra Undarma Kupang. Tetapi ada kerja sama dimana akan adanya progran MBKM. Dimana para mahasiswa dapat belajar untuk membuat alat-tersebut hingga belajar untuk berwira usaha.
Jidon Nubatonis, Wakil Rektor I Undarma Kupang menambahkan inovasi yang ditemukan dan akan dikembangkan Undarma Kupang ini identik dengan energi terbarukan.
Pada prinsipnya, dengan alat ini dapat menghasilkan atau menciptakan ikan kering yang hiegenis bagi konsumennya.
"Kami coba meracik ikan mulai dari mentah hingga hasilnya jadi kering tanpa adanya formalin dan bahan berbahaya lainnya," ujar dia.
Alat pengeringan ikan Undarma ini dapat memproduksi semua jenis ikan kering yang dapat dikonsumsi oleh semua orang.
Sementara itu, Pemilik Yayasan Undarma Kupang, Daniel Heryson Wadu menambahkan alat bakar batu atau alat pengeringan ikan atau TFD Bakar Batu ini akan memproduksi ikan kering cepat sajiĀ Nadu'u Do muri (ikan masih hidup).
Falsafah Nadu'u taraMORI (ikan kering cepat saji benar dengan ekstra daun kelor/moringga NTT) dipilih oleh penelitinya atau dosen Undarma dengan bahan lokal dari daerah Sabu yang diracik dengan ikan tersebut.
Bahan-bahan seperti garam kristal dan gula sabu untuk pengawetan ikan ditambah lagi beberapa bahan lokal lainnya sehingga ikan tersebut dapat langsung di konsumsi. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM diĀ GOOGLE NEWS