Berita NTT

Buah Digitalisasi, Keberhasilan Transformasi Bisnis Bank Mandiri Menciptakan Values Baru

Editor: Oby Lewanmeru
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PAPARAN - Paparan publik laporan keuangan Triwulan IV tahun 2022

Digitalisasi Bank Mandiri juga membuat perseroan lebih efisien secara bisnis. Tercermin dari rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Bank Mandiri (bank only) yang turun hampir 10 persen menjadi 57,35 persen.

Ke depan, Darmawan mengatakan Bank Mandiri akan semakin mendorong pengembangan digital untuk menangkap potensi pertumbuhan bisnis secara jangka panjang, dan pada saat yang sama menghadirkan ragam solusi kebutuhan transaksi kepada nasabah baik ritel maupun wholesale.

Fungsi intermediasi Bank Mandiri yang semakin optimal tentunya sejalan kondisi perekonomian Indonesia yang kondusif. Sampai dengan triwulan III / 2022, Indonesia dapat membukukan pertumbuhan ekonomi yang positif sebesar 5,72 persen YoY dengan didukung kebijakan-kebijakan strategis pemerintah yang akomodatif, efektif, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat sehingga meningkatkan aktivitas usaha dan mendorong iklim investasi yang inklusif dan berkualitas.

- Kualitas Aset Terus Membaik
Performa bisnis yang solid ini juga diimbangi dengan kualitas aset yang mengalami perbaikan secara bank only. Per akhir 2022, rasio non performing loan (NPL) Bank Mandiri secara bank only berhasil menurun sebesar 93 basis poin (bps) secara YoY ke level 1,88 persen.

Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri juga telah melakukan pengelolaan portofolio kredit untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas, termasuk dengan menyediakan pencadangan yang mencukupi. Walhasil, meski NPL relatif menurun, perseroan tetap
melakukan peningkatan rasio pencadangan atau NPL coverage ratio mencapai sebesar 311 persen pada akhir tahun 2022.
Restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 pun konsisten menunjukan tren yang melandai seiring dengan momentum pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Hari Ini, Bank Mandiri Digitalkan 241 Cabang Serentak di Seluruh Indonesia

Sampai dengan akhir Desember 2022 total restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 (bank only) di Bank Mandiri yaitu sebesar Rp
35,9 triliun, posisi ini bahkan sudah jauh menurun dibandingkan kondisi akhir tahun 2021 yang mencapai Rp 69,7 triliun.

"Sebagai langkah antisipasi potensi penurunan kualitas kredit, kami terus menjaga pembentukan pencadangan. Per akhir Desember 2022, Bank Mandiri telah membukukan biaya CKPN secara bank only sebesar Rp 10,3 triliun dengan rasio NPL coverage berada di
level yang memadai," imbuh Darmawan Junaidi.

Lebih lanjut, Darmawan menjelaskan seiring dengan tren positif pada kualitas aset Bank
Mandiri juga mendorong efisiensi biaya pencadangan sehingga cost of credit (CoC) membaik dari 1,91 persen ke level 1,21 persen, terendah dalam beberapa tahun terakhir.

“Secara pertumbuhan, dari sisi target sudah tercapai. Selain itu, dengan peran digitalisasi yang kami dorong terus mengakselerasi kinerja bisnis Bank Mandiri dan ke depan kami harapkan perbaikan ini dapat berlanjut di tahun 2023,” ungkapnya.

Intermediasi yang Sehat Meningkatkan Permodalan Perbaikan kinerja tersebut tentunya turut didukung oleh fungsi intermediasi yang semakin positif.

Hal ini pun ikut menunjang perolehan laba bersih Bank Mandiri yang mencatat perbaikan dari tahun ke tahun kendati diterpa ketidakpastian ekonomi global.

Menginjak usia 24 tahun di 2022 silam, bank bersandi bursa BMRI ini berhasil mencatatkan laba bersih Rp 41,2 triliun, tumbuh 46,9 persen YoY yang tentunya semakin memperkuat
permodalan (capital) Bank Mandiri sebagai faktor utama untuk memiliki kemampuan dalam melakukan ekspansi bisnis, terutama mendukung fungsi intermediasi dalam menyalurkan kredit.

Baca juga: Bank Mandiri Kupang dan RSIA Dedari Jadi Tuan Rumah Turnamen Golf 

Darmawan menjelaskan, kinerja yang solid ini tak terlepas dari kondisi makroekonomi yang membaik, didukung oleh kebijakan strategis pemerintah dan regulator dalam menjaga stabilitas perekonomian.

“Sepanjang 2022, Bank Mandiri telah secara aktif menggarap segmen digital banking untuk mendukung transformasi digital sebagai bisnis yang berkelanjutan dengan menangkap peluang di seluruh sektor dan segmen potensial,” ujarnya.

Menurutnya, pertumbuhan laba bersih tersebut turut ditopang oleh optimalisasi fungsi intermediasi perseroan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Tercatat, hingga akhir 2022, kredit secara konsolidasi perseroan mampu tumbuh positif sebesar 14,48 persen YoY menjadi Rp 1.202,2 triliun.

Baca juga: Bank Mandiri Dukung Transisi Ekonomi Hijau untuk Dorong Pembiayaan Berkelanjutan

Halaman
1234

Berita Terkini