”Itu bisa dicek. Karena kalau perjanjian itu kan pasti berlaku dan jika tidak diakhiri, maka perjanjian itu akan terus berlaku,” kata Sandiaga Uno.
Namun meski ikut menandatangani perjanjian itu, Sandiaga Uno tetap enggan membocorkan isinya. Termasuk saat ditanya apakah benar isi perjanjian tersebut terkait Pilpres, yang mana Anies Baswedan tidak akan maju apabila ada Prabowo Subianto ikut dalam kontestasi Pilpres.
Sandiaga Uno meminta apa isi perjanjian itu sebaiknya ditanyakan kepada yang memegang perjanjian. “Nanti bisa ditanyakan kepada yang pegang. Saya rasa lebih etis disampaikan oleh mungkin bisa ditanyakan ke pak Fadli atau pak Dasco,” ucapnya.
Anies sendiri dalam sebuah potongan video yang sempat viral di media sosial pernah menyebut dirinya tak bakal 'menikung' Prabowo Subianto di pilpres.
Potongan video viral itu adalah rekaman wawancara Anies dengan jurnalis Najwa Shihab. Dalam wawancara itu Anies menegaskan dirinya tak ingin mengkhianati Prabowo. “Saya tidak ingin menjadi orang-orang yang mengkhianati Pak Prabowo,” ujar Anies kepada Najwa Shihab.
Ia kemudian mengungkapkan bahwa saat Pilpres silam selesai, dirinya bertemu dengan Prabowo dan menyampaikan dua hal. Yang pertama tugas yang ia emban dari Ketua Umum Partai Gerindra itu telah selesai.
Baca juga: Sandiaga Lebih Pilih Prabowo Ketimbang Anies: Dulu Pernah Berjuang Bersama, Jadi Bisa Bandingkan
“Begitu Pilpres selesai, saya bertemu dengan Pak Prabowo. Saya sampaikan, tugas yang telah dititipkan kepada saya untuk di Jakarta, PKS, Gerindra telah saya laksanakan dan Alhamdulillah selesai,” ungkapnya.
Sementara hal kedua yang ia sampaikan ke Prabowo, yakni dirinya berkomitmen tidak akan ‘menikung’ Prabowo dalam proses pencapresan.
“Pak Prabowo, saya tidak akan memotong proses pencalonan Pak Prabowo dan proses kampanye Pak Prabowo, dan komitmen itu saya pegang,” tegasnya.
Maka itu, kata Anies, saat ada yang datang memintanya menjadi capres, ia selalu menolak lantaran tak ingin dicap sebagai pengkhianat Prabowo.
“Ketika ada yang mendiskusikan saya sampaikan, selama ada Pak Prabowo, saya tidak mau memikirkan (capres), saya memiliki komitmen dan saya tidak ingin dicatat sebagai pengkhianat,” tuturnya.
Anies pun mengatakan bahwa dirinya bisa menjadi Gubernur DKI Jakarta lantaran dipromosikan oleh Prabowo Subianto, Gerindra dan PKS.
“Saya ini jadi gubernur DKI Jakarta promotornya itu Pak Prabowo, Gerindra dan PKS. Saya tidak pernah mau meninggalkan, inilah prinsip yang saya pegang,” ucapnya.
Terpisah, Wakil Ketua Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Nasdem, Hermawi Taslim mengatakan pernyataan Sandiaga Uno bahwa ada perjanjian antara Prabowo dan Anies adalah klaim sepihak.
"Ini pernyataan sepihak dan NasDem, enggak ada urusan dan kaitan dengan semuanya itu," kata Hermawi saat dikonfirmasi, Senin (30/1).