Yeremia harusnya berhati-hati dengan perasaan atau emosinya sendiri, sebab bisa mengalihkan dia dari misi Allah bagi Yehuda.
Tuhan tidak mau Yeremia gagal akibat distraksi atau pengalihan perhatian yang terjadi.
Selanjutnya Tuhan membarui panggilan Yeremia dan meyakinkan dia akan tindakan keadilan Tuhan atasnya.
Langkah Iman
Saat panggilan dan misi Allah di dalam diri kita teralihkan oleh karena kelemahan emosi kita, Allah tidak akan membiarkannya.
Emosi manusia merupakan pemberian Allah, namun bukan untuk mengacaukan pekerjaan Allah.
Ada kalanya di dalam pelayanan, kita kurang berhati-hati dalam mengelola emosi kita seakan lebih penting dari pada misi
Allah. Saat kita dicurangi, dimusuhi, dibenci karena pekerjaan Tuhan, tentu hati kita berduka, emosi kita tersulut.
Firman ini kembali mengingatkan kita untuk pandai mengelola emosi, dengan cara mengingatkan diri sendiri bahwa ini semua adalah tentang
Allah, bukan tentang pribadi saya. Untunglah Allah tidak menyepelekan perasaan kita. Ia justeru turun tangan menguduskan emosi kita menjadi lebih sesuai dengan perasaanNya.
Ia menguduskan emosi kita sehingga kita hanya berduka atas apa yang mendukakan hati Allah. Kita hanya marah atas apa yang mendatangkan kemarahan Allah. Soli Deo Gloria. Amin! (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS