Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP ) RI melakukan penandatanganan nota kesepakatan Pemerintah Kabupaten Sumba Timur / Pemkab Sumba Timur.
Penandatanganan Nota Kesepakatan antara Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Pemkab Sumba Timur tersebut terkait pembangunan Integrated Shrimp Farming Program atau Budidaya Udang Terintegrasi.
Penandatanganan Nota Kesepakatan disaksikan oleh Gubernur NTT, Viktor Laiskodat bersama Forkopimda NTT dan Forkopimda Kabupaten Sumba Timur.
Baca juga: Maju Lagi Jadi Anggota DPD RI, Asyera Wundalero Mendaftar di KPU NTT
"Penandatanganan nota kesepakatan tersebut bermaksud untuk mewujudkan perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan sumber daya perikanan budidaya yang berkelanjutan di Kabupaten Sumba Timur," ujar Dirjen Budidaya Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Dr. Tb. Haeru Rahayu, A.Pi., M.Sc, kepada POS-KUPANG.COM. Selasa 27 Desember 2022, bertempat di Dinas Perikanan Provinsi NTT.
Selain itu, juga mendayagunakan dan memberdayakan potensi serta peranan masing-masing pihak secara sinergi dan mendukung untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sumba Timur.
Menurutnya, pembangunan di Sumba Timur merupakan modeling dan revitalisasi dengan membangun kawasan tambak udang modern terintegrasi.
"Program tersebut bersumber dari pinjaman luar negeri senilai Rp 7,5 triliun. Kalau menggunakan APBN, negara punya keterbatasan. Sehingga kita menggunakan privilege negara untuk mendapatkan pinjaman. Tapi pinjaman ini harus bisa dikembalikan," ujarnya.
Baca juga: Kakanwil Kemenkumham NTT Lantik 7 Pejabat Administrasi, Marciana Jone: Harus Punya Integritas Moral
Supaya efektif dan efisien program tersebut akan di bangun kawasan budidaya udang dari hulu ke hilir.
"Dari lahan 1500 hektar yang disiapkan itu hanya 60 persen yang kita gunakan untuk tambak udang dengan terget 40 ton per hektar persiklus. Sisanya itu ada bangunan lainnya," ungkapnya.
"Untuk zona 1 hulu akan terdiri dari hatchery serta pabrik pakan, zona 2 atau zona on farm atau pembangunan tambak, zona 3 atau zona hilir yakni pabrik es, cold storage, pabrik foam serta distribusi dengan pengembangan bandara dan pelabuhan," lanjutnya.
Ia berharap agar program tersebut dapat didukung dengan baik oleh Pemerintah Provinsi maupun oleh pemerintah daerah dan juga masyarakat NTT.
Sementara Gubernur NTT, Viktor Laiskodat mengapresiasi atas program yang dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Ini sangat luar biasa, cara kerja yang luar biasa dan cerdik," ujarnya.
Baca juga: Video Viral TikTok, Sungai Sitoto di Wilayah Amfoang Utara Kabupaten Kupang Provinsi NTT Meluap
Ia juga mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk menghalang-halangi program tersebut.