POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Bersaksi: Penuh dengan Karunia dan Kuasa.
Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama dari Kisah Para Rasul 6: 8-10; 7: 54-59; dan bacaan Injil Matius 10: 17-22.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Senin 26 Desember 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Ibu Bapak, saudari/a terkasih dalam Kristus.
Sesudah Natal pagi kemarin, hari ini kita merayakan secara khusus dalam gereja seorang Martir Pertama St. Stefanus.
Dia mati dirajam di hadapan para ulama dan pemuka agama Yahudi dan “mereka meletakkan jubah mereka di depan
kaki seorang muda yang bernama Saulus.”
Kisah kematian Stefanus yang kita dengar dalam bacaan pertama Kisah Para Rasul itu sangat mengharukan. Stefanus yang penuh dengan Kuasa dan Karunia itu membuat banyak mukjizat dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi dan dari kalangan mahkamah agama.
Diceritakan dalam kisah itu, Stefanus sama sekali tidak melanggar aturan bahkan dia bersoal jawab dengan mereka dan mereka tidak bisa menjawab.
Stefanus juga membuat banyak mukjizat dan tanda-tanda. Yang salah menurut mereka adalah “karena Stefanus
melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah Kanan Allah”.
Apa yang benar di hadapan Allah bisa menjadi salah di hadapan manusia yang sombong hatinya. Atau yang tak sanggup melihat apa yang orang lain melihat atau mengalami. Karena kesobongan spiritual yang masih melekat dalam diri mereka sebagai orang yang
pandang benar dan tahu segala sesuatu tentang agama padahal itu hanyalah kamuflase semata.
Dan untuk meyakinkan itu, mereka meletakkan jubah mereka sebagai tanda pengesahan perbuatan mereka kepada Stefanus.
Mereka meletakkan jubah mereka itu di hadapan seorang muda yang namanya Saulus yang bertindak sebagai orang yang mengejar-ngejar orang Kristen perdana untuk dibunuh.
Tapi Stefanus tetap bergeming dan menyerahkan dirinya kepada Tuhan.
Dan itulah yang disampaikan kepada kita dalam Injil Matius hari ini. Sebagai saksi Kristus, kita harus siap untuk dihadapkan di Mahkamah Agama atau dibunuh karena nama Kristus.
Tapi janga khawatir karena Roh Tuhan-lah yang akan menuntun kita tentang bagaimana kita bertindak dan membela diri dan apa yang harus kita lakukan.
Baca juga: Natal 2022, Uskup Atambua Ajak Umat Katolik Sebagai Pewarta Kedamaian
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Peringatan St. Stefanus ini terasa seperti agak ganjil karena jatuh pada tanggal 26 Desember tiap tahunnya, sehari
sesudah kita merayakan Natal.
Natal itu pesta kelahiran dan kita masih berbahagia lalu langsung merayakan kemartiran St. Stefanus. Apakah ada relevansinya antara kedua hal ini?
Coba kita lihat secara lebih mendalam. Natal itu peristiwa inkarnasi, Allah menjadi Manusia. Itu Allah memberi kesaksian tentang diriNya sendiri di hadapan dunia. Dan dunia yang dimaksudkan adalah dunia kegelapan.
Maka Natal itu peristiwa terang untuk menghalau kegelapan malam dunia dari dosa dan keangkuhan manusia. Karena Putera Manusia sang Juruselamat itu datang untuk membebaskan manusia dari dosa.
Dan setelah datang ke dunia, Yesus berdiri sebagai Nabi, Imam dan Raja untuk semua manusia. Yesus sendiri bersaksi tentang diriNya lewat seluruh pewartaan dan karya hidupNya.
Dari membuat mukjizat hingga menyampaikan firman kepada siapa saja. Dan pola inilah yang diturunkan oleh Yesus kepada semua pengikutNya.
Dia ditolak dan dibenci karena semua perkataan dan perbuatan baiknya kepada banyak orang tetap dituduh sebagai penghujat Tuhan.
Pola kesaksian seperti inilah yang diturunkan sampai kepada kita termasuk Stefanus ketika sebagai martir pertama karena telah menjadi saksi yang setia kepada Yesus Kristus.
Maka oleh kelahiran Yesus ke tengah dunia ini, kita diminta menjadi saksi tentang “Terang” itu, Dialah Yesus Kristus Tuhan kita.
Apa pun profesi kita, kita harus tetap bersaksi tentang Dia, sang Emanuel yang telah lahir, hidup dan berkarya bagi dunia dan mati
untuk menyelamatkan kita dan dunia.
Natal itu Inkarnasi, Natal itu kita berinkarnasi bersama Tuhan dalam kesaksian hidup kita di hadapan Tuhan dan sesama.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 26 Desember 2022, Mempertahankan Iman Meski dengan Risiko
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Apa yang bisa kita pelajari, pertama: Tuhan telah datang untuk menerangi kita dari dosa, karena untuk itu Dia dilahirkan.
Kedua, semua kita yang percaya kepadaNya juga diberi mandat yang sama untuk menjadi saksi tentang Terang itu di mana dan kapan saja.
Ketiga, bersaksi tentang Yesus seperti St. Stefanus dengan seluruh hidupnya dan persembahkan kepada Tuhan.
Semoga kita selalu siap jadi saksi kebenaranNya. Amin.
Teks Lengkap Bacaan Senin 26 Desember 2022
Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 6:8-10;7:54-59
"Aku melihat langit terbuka."
Bacaan dari Kisah Para Rasul:
Sekali peristiwa Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.
Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka tampil bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia.
Orang-orang ini bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh Kudus yang mendorong dia berbicara.
Mendengar semua yang dikatakan Stefanus, para anggota Mahkamah Agama sangat tertusuk hatinya.
Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.”
Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serempak menyerbu dia.
Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu.
Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.
Sementara dilempari, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17
Refr. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan jiwaku.
1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Aku akan bersorak sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku.
3. Lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku! Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!
Bait Pengantar Injil: Mzm 118:26a,27a
Refr. Alleluya, alleluya.
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita.
Bacaan Injil: Matius 10:17-22
"Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja."
Inilah Injil suci menurut Matius:
Pada waktu mengutus murid-murid-Nya, Yesus berkata, “Waspadalah terhadap semua orang! Sebab ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama; dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya.
Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.
Karena bukan kamu yang berbicara, melainkan Roh Bapamu; Dialah yang akan berbicara dalam dirimu.
Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh; demikian juga seorang ayah akan menyerahkan anaknya.
Anak-anak akan memberontak terhadap orangtuanya dan akan membunuh mereka.
Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS