Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - Anak dan remaja disabilitas di Kabupaten Sumba Timur mengibarkan bendera merah putih di Pantai Wisata Londa Lima, Kelurahan Kuta, Kecamatan Kanatang.
Pengibaran bendera merah putih dilaksanakan dalam Upacara Bendera peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 berlangsung Kamis 18 Agustus 2022 mulai pukul 10.00 Wita.
Rambu Ninu, Direktur Yayasan Wali Ati (Yasalti) Sumba bertindak sebagai inspektur upacara pada upacara yang diikuti oleh lebih dari 90 anak dan remaja disabilitas itu.
Ikut pula sebagai peserta apel, keluarga para disabilitas, para guru SLB Negeri Kanatang, para kader CBR serta Slank Fans Club (SFC) Sumba Timur dan Waingapu Scooter Club (WSC).
Martha Atamila (18), bersama Maria Padji Djera (18), dan Martha Lebe (17), remaja disabilitas dari SLB Negeri Kanatang dengan sigap mengibarkan bendera merah putih pada upacara yang berlangsung khidmat itu. Ketiganya merupakan tuna rungu wicara.
Elimelekh Lay, anak disabilitas dari SLB Negeri Kanatang menjadi komandan upacara, sementara itu, gurunya, Mersiani Ananganji, S.Pd membacakan teks Proklamasi.
Baca juga: HUT RI Ke 77, UPT Pas se-Waikabubak Gelar Upacara Bendera dan Pemberian Remisi
Rambu Ninu dalam amanatnya mengatakan, penyandang disabilitas termasuk anak dan remaja disabilitas memiliki hak yang sama dengan yang lainnya untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI.
Upacara bendera peringatan HUT Kemerdekaan ke-77 oleh anak dan remaja disabilitas menjadi momentum mereka mengekspresikan diri sekaligus sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan inklusif di Sumba Timur.
Rambu Ninu tidak memungkiri, masih terjadi stigmatisasi negatif kepada para penyandang disabilitas sehingga mereka tidak mudah mendapatkan haknya sesuai kebijakan yang ada.
"Mereka selalu dipandang sebagai anak anak yang tidak berguna, yang lahir aib karena tidak diinginkan, sehingga dengan mudahnya dikucilkan untuk tidak dilihat orang lain di rumah atau di lingkungan mereka," ujar Rambu Ninu.
Karena itu, sebagai bentuk partisipasi mendukung pembangunan Sumba Timur sesuai dengan potensi mereka, maka mereka juga ikut merayakan Kemerdekaan dengan kesadaran bahwa mereka bagian dari warga negara yang memiliki hak untuk menikmati kebebasan ekspresi dan Kemerdekaan.
"Momen ini juga menjadi tepat untuk mengenalkan berapa berharganya tubuh mereka untuk dilindungi dan tidak dipermainkan oleh siapapun. Mereka juga harus merdeka menikmati hidup tanpa tekanan batin dan stigma negatif," demikian Rambu Ninu.
Dio Maldini (17), siswa disabilitas mengaku senang karena dapat mengikuti upacara bendera di tempat itu bersama banyak anak disabilitas lainnya.
Menurut siswa kelas II SMA SLB Kanatang itu, upacara bendera dan rekreatif bersama merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi mereka di luar aktivitas sekolah seperti biasa.