POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Rabu 3 Agustus 2022 disiapkan oleh RD. Dr. Maxi Un Bria dengan judul Mengasihi dengan Kasih Yang Abadi.
RD. Dr. Maxi Un Bria menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk pada bacaan Injil Matius 15:21-28.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan teks lengkap bacaan Rabu 3 Agustus 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Abraham Maslow (1908-1970) mengatakan yang diperlukan untuk mengubah seseorang adalah mengubah kesadaran tentang diri sendiri.
Bahwasannya perubahan seseorang atas karakter dan sikap yang salah menuju sebuah transformasi yang berdampak baik pada pertumbuhan dan perkembangan dalam arti yang seutuhnya mesti dimulai dari kesadaran dari dalam diri seseorang.
Allah memngasihi umat Israel dan semua orang dengan kasih yang abadi. Sekalipun dosa manusia begitu besar, Allah selalu memberi ruang dan kesempatan untuk perubahan menuju kebaikan melalui proses peringatan dan warta persuasif agar manusia menjadi insaf dan menolong dirinya sendiri dengan pertama-tama sadar akan diri, dosa berikut potensi-potensi kebaikan yang masih dapat dikembangkan.
Manusia sebagai pribadi dinamis memiliki energi luar biasa serta hati dan pikiran untuk bertumbuh dan berubah ke arah kebaikan serta mampu mengekspresikan diri secara integral dalam menghadirkan kebaikan, baik bagi diri maupun bagi banyak orang.
Pengalaman iman dan sikap perempuan Kanaan yang tidak malu meminta pertolongan Tuhan telah menghadirkan sukacita kesembuhan dan keselamatan bagi anaknya yang sakit.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 3 Agustus 2022, Dalam Cinta dan Iman yang Teguh
Sebuah perspektif baru dihadirkan Yesus dengan sebuah dialog yang filosofis. “Aku hanya diutus bagi domba-domba Umat Israel yang hilang”; sebuah pernyataan yang sepertinya menolak permintaan perempuan Kanaan.
Namun perempuan itu merespons dengan sikap iman yang sungguh tulus. “Tuhan tolonglah Aku.”
Dengan pernyataan bahkan anjing-anjing pun dapat memakan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya, menegaskan sikap imannya kepada Tuhan.
Sikap iman perempuaan Kanaan telah mengubah sikap dan keputusan Tuhan yakni bersedia mengabulkan permohonannya untuk menyembuhkan anak yang sakit sekalipun mereka kalanagan di luar bangsa Israel.
Tuhan mengasihi setiap orang lintas bangsa dan budaya dengan kasih yang abadi.
Pengalaman iman perempuaan dari Kanaan mengajarkan nilai yang sangat berharga bagi hidup yakni tiada yang mustahil bagi orang yang beriman dan percaya kepada Tuhan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 31 Juli 2022, Menjadi Kaya di Hadapan Allah
Semoga kita mampu mengenal persoalan dan pergumulan yang dijalani. Mampu mengenal diri dengan baik dan tahu kepada siapa kita mempercayakan hidup dan semua pergumulan yang dihadapi.