Berita Nasional

BARU TERUNGKAP, Istri Irjen Ferdy Sambo Menangis Usai Insiden Baku Tembak Brigadir J vs Bharada E

Editor: Frans Krowin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KOLASE - Foto Istri Ferdy Sambo dan foto Brigadir J bersama sang kekasih Vera Simanjuntak. Kepada penyidik saat dimintai keterangan, Vera menuturkan, Brigadir J itu orang baik, penyayang dan sangat sopan.

POS-KUPANG.COM - Sebuah fakta terbaru kini terungkap lagi ke permukaan. Bahwa seusai kejadian itu, Putri Candrawati, istri Ferdy Sambo menangis sesenggukan.

Istri sang jenderal itu bukannya menangis di lokasi kejadian, tetapi menangis di kediaman pribadi Irjen Ferdy Sambo yang letaknya tak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP).

Sikap Putri Candrawathi itu terekam video saat ia sedang menangis bukan di tempat kejadian perkara peristiwa baku tembak antara Brigadir J alias Nofryansah Yosua Hutabarat dan Bharada E.

Terungkap pula bahwa Putri Candrawathi tak sendirian menangis usai kejadian itu. Ia ditemani seseorang yang tak disebutkan oleh Komnas HAM ( Komisi Nasional Hak Asasi Manusia )

Sebagaimana pada rekaman kamere CCTV, Saat Putri Candrawati menangis, ia tidak sedang bersama sang suami, Irjen Ferdy Sambo. Saat itu, ia justeru ditemani sosok lain.

Baca juga: Istri Irjen Ferdy Sambo Akan Bongkar Kelakuan Brigadir J, Kenakalan Sang Brondong Jadi Sorotan LPSK

Lantas, siapakah sosok yang mendampingi istri sang jenderal yang sedang menangis?

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menyebutkan, bahwa momen Putri Candrawati menangis itu terlihat sangat jelas dalam rekaman CCTV itu.

SAMBIL MENANGIS - Brigadir J menelepon Vera Simanjuntak sambil menangis saat momen-momen terakhir kebersamaannya dengan sang kekasih. Foto ini kini viral di media sosial yang diposting Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J, Kamarudin Simanjuntak melalui laman Facebooknya. (Tribunnews.com)

"Putri Candrawati menangis di rumah pribadinya, bukan di rumah dinas yang jadi tempat adu tembak Brigadir J dan Bharada E," ujarnya.

Ahmad Taufan Damanik membeberkan itu sebagaimana dilansir Pos-Kupang.com yang melansirnya dari YouTube Metrotvnews, Sabtu 30 Juli 2022.

Menurut Ketua Komnas HAM, ada 20 video rekaman pada 27 titik CCTV dari Magelang, Jawa Tengah, hingga Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan dengan kualitas tinggi atau clear.

Dari video yang diterima Komnas HAM, terungkap menit demi menit sebelum terjadinya peristiwa baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga.

Taufan Damanik mengatakan, rombongan istri Irjen Ferdy Sambo tiba di rumah pribadi di Jalan Saguling, Jakarta Selatan, pada pukul 15.40 WIB sepulang dari Magelang.

Rombongan istri Irjen Ferdy Sambo itu menumpang dua buah mobil. Dikawal satu mobil patwal.

Dalam rombongan itu, juga ada Bharada E dan Brigadir Joshua. Ada pula asisten rumah tangga (ART).

Pulang dari Magelang, rombongan termasuk Brigadir J melakukan PCR di rumah pribadi.

Baca juga: Bharada E Beberkan Fakta Yang Bikin Merinding: Saya Tetap Tembak Brigadir J Walau Korban Sudah Tiada

Namun Irjen Sambo tak terlihat ikut PCR bersama istri dan para ajudannya. Ia terlihat tetap dalam kamar.

Pukul 16:07 WIB selepas PCR, Putri Candrawathi dan rombongan, kecuali asisten rumah tangga, pergi ke rumah dinas.

Tak begitu jauh, jarak antara rumah dinas Irjen Sambo dan rumah pribadi sekitar 700 meter.

Beberapa menit setelah itu, Irjen Sambo meninggalkan rumah pribadi dan tidak menuju ke rumah dinas.

Kala itu bersama ajudan yang mengendarai motor patwal, Irjen Sambo naik mobil menuju arah lain.

Tak lama setelah berangkat, terlihat motor dan mobil tersebut berhenti.

Rupanya saat itu, Irjen Sambo menerima telepon dari sangi istri terkait masalah di rumah dinas.

“Baru beberapa menit berjalan, kelihatan motor patwal berhenti, mobil berhenti. Kata penyidik, itu karena ada telepon dari ibu (Putri) ke Pak Ferdy yang menjelaskan ada masalah ini,” ujar Taufan Damanik.

Saat itu juga, Mobil yang dikendarai Irjen Ferdy Sambo berusaha berbalik arah. Begitu juga motor patwal.

Namun karena jalanan sempit, Irjen Sambo langsung berlari ke rumah dinas.

Di sisi lain, Damanik menjelaskan CCTV yang berbeda memperlihatkan Putri Chandrawathi keluar dari rumah dinas lalu menangis di rumah pribadi.

Putri Chandrawathi menangis bukan didampingi Irjen Sambo, melainkan seorang asistennya.

Baca juga: Kuasa Hukum Keluarga Irjen Ferdy Sambo Ungkap Fakta Baru: Brigadir J Pernah Pakai Parfum Nyonya

“Tidak beberapa lama, Bu Putri keluar dari rumah dinas, kembali ke rumah pribadi didampingi asisten. Dia tampak menunjukkan wajahnya menangis,” jelas Damanik.

“Kenapa kami bisa mengatakan menangis? Karena CCTV-nya sangat clear, kualitas tinggi,” beber Taufan lagi.

kolase foto istri Irjen Ferdy Sambo dan brigadir j (Tribunnews.com)

Baca juga: Alasan Ferdy Sambo Minta Bharada E Dilindungi Usai Tembak Brigadir J, LPSK Ingatkan Tenggat 30 Hari

Selanjutnya, Damanik mengatakan datangnya mobil Provost hingga mobil lain ke lokasi kejadian penembakan.

Diduga, mobil Provost ini datang atas perintah Irjen Ferdy Sambo untuk membawa jasad Brigadir J ke Rumah Sakit Kramat Jati.

Kronologi Versi Bharada E

Damanik kemudian menjelaskan kronologi penembakan yang menewaskan Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo versi Bharada E.

Setelah PCR sepulang dari Magelang, Putri Candrawathi terekam masuk ke kamarnya sebelum dia bersama para ajudan termasuk Brigadir J dan Bharada E berpindah ke rumah dinas Ferdy Sambo yang berjarak 500 meter dari rumah pribadi sang jenderal.

Berdasarkan pengakuan ajudan Ferdy Sambo kepada Komnas HAM, mereka kemudian pindah ke rumah dinas untuk isolasi mandiri selama menunggu hasil PCR keluar.

Baca juga: Pacar Brigadir J Ketakutan Usai Diperiksa, Kini Mundur dari Pekerjaan Takut Diincar Pembunuh Bayaran

Hal itu memang SOP yang dilakukan mereka setiap baru melakukan perjalanan jauh.

"Setelah berapa lama mereka pergi kelihatan Pak Ferdy Sambo keluar kamar menuju mobil didampingi satu ajudannya dan satu Patwal bergerak ke arah berbeda bukan ke arah rumah dinas," kata Damanik membeberkan rekaman CCTV yang diperiksanya.

Selanjutnya masih kata Damanik, Bharada E langsung naik ke lantai dua rumah untuk bersih-bersih.

Sedangkan ajudan yang lain bernama Riky juga ke ruangan lain yang ada di lantai dasar.

Tiba-tiba saat itu dia mendengar suara teriakan istri Ferdy Sambo dari dalam kamarnya yang juga di lantai dasar.

"Dia (Bharada E) naik ke lantai dua ke ruangan ajudan. Dia lagi bersih-bersih. Terus dia dengar suara teriakan dari ibu Putri (istri Ferdy Sambo. Ini dari versi Bharada E," beber Damanik.

PRAREKONSTRUKSI - Suasana prarekonstruksi kasus kematian Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Dalam prarekonstruksi ini digelar dua adegan, yakni dugaan pelecehan terhadai istri ferdy sambo dan kedua percobaan pembunuhan. (Tribunnews.com)

ART Jadi Saksi Kunci?

Kasus kematian Brigadir J atau Nofryansah Yosua Hutabarat yang tewas mengenaskan di kediaman Irjen Ferdy Sambo pada Jumat 8 Juli 2022 petang, rupanya memendam cerita panjang.

Kisah kelam ajudan Irjen Ferdy Sambo yang juga sering menjadi ajudan Putri Candrawati itu kini memasuki lembaran baru.

Dalam lembaran baru ini, bukan hanya Bharada E bersama ajudan lain yang dimintai keterangan oleh Komnas HAM ( Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ).

Baca juga: Pasca Tembak Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo Minta LPSK Lindungi Bharada E, Kok Bisa? Ini Alasannya

Bukan juga hanya istri Irjen Ferdi Sambo yang dimintai kesaksiannya tentang peristiwa berdarah tersebut,
Akan tetapi, dua sosok ini juga yang akan dimintai keterangan tentang semua hal terlebih menyangkut detik-detik Brigadir J tewas di tangan temannya sendiri, yakni Bharada E.

Sesuai agenda, kedua sosok tersebut akan dimintai keterangan secara terpisah oleh Komnas HAM. Pemeriksaannya dilakukan tersendiri oleh komisioner Komnas HAM.

Keterangan kedua sosok tersebut sangat dibutuhkan. Karena saat insiden tersebut, kedua saksi ini teridentifikasi ada di lokasi kejadian.

Terhadap keberadaan saksi tersebut, ada yang menyebutkan bahwa besar kemungkinan menjadi saksi kunci dalam kasus itu. Sebab, keduanya diduga berada di lokasi kejadian saat tragedi penembakan itu terjadi

Hal ini diungkapkan Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara. Dia menyebutkan bahwa kedua sosok tersebut, adalah asisten rumah tangga (ART) Irjen Ferdy Sambo.

Kedua oknum ini berada di lokasi bahkan kemungkinan ikut menyaksikan insiden tembak menembak antara Bharada E dan Brigadir J pada Jumat 8 Juli 2022 lalu.

Selain kedua ART Ferdy Sambo, Komnas HAM juga menjadwalkan pemeriksaan ajudan sang jenderal yang beberapa hari lalu tak sempat datang ke Komnas HAM.

Sedang Didalami Komnas HAM

Saat ini, Komnas HAM terus mendalami kematian Brigadir J, ajudan Irjen Ferdy Sambo yang ditembak mati di rumah majikannya di Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran Jakarta Selatan.

Dalam kasus ini, Komnas HAM bahkan telah mendalami jejak obrolan di ponsel 'orang-orang' dekat Irjen Ferdy Sambo, termasuk siapa ngomong apa pada hari kematian Brigadir J tersebut.

Baca juga: Dari Balik Penjara, Irjen Napoleon Bonaparte Desak Pelaku Pembunuhan Brigadir J Berkata Jujur

Penelusuran jejak obrolan dari ponsel orang-orang itu berdasarkan pemeriksaan digital forensic yang diterima Komnas HAM dari Tim Siber Mabes Polri dari data cell dump dan print outnya.

Diketahui, Sebelum tewas adu tembak dengan Bharada E, pihak keluarga mengungkapkan ada obrolan Brigadir J dan kekasihnya Vera Simanjuntak pada Jumat 27 Juli 2022 pukul 16.43 WIB.

Jam segitu adalah komunikasi terakhir Brigadir J dengan kekasihnya. Setelah itu keluarga tak bisa lagi berkomunikasi dengan Brigadir J.

Lalu, apa itu cell dump yang jadi bahan bukti penelusuran Komnas HAM terkait kematian Brigadir J ini?

Cell dump adalah teknik penyelidikan keberadaan ponsel di dalam satu titik lokasi. Data cell dump diperoleh dari Base Transceiver Station (BTS).

Adalah Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, yang membeberkan print out cell dump saat konferensi pers perkembangan penyelidikan kasus Brigadir J pada Rabu 27 Juli 2022 lalu.

Saat itu Choirul Anam memegang kertas print out cell dump. Sayang, Choirul Anam melipat sebagian print out tersebut sehingga tak utuh isi lengkapnya.

"Ada empat titik cell dump, menarik jaringan komunikasi di area Magelang dan Jakarta. Raw materialnya kami dikasih, sequence jaring-jaringnya siapa ngomong apa dan sebagainya kami juga dikasih," ujar Choirul Anam.

Pascakonferensi pers hari itu, Choirul Anam menjadi sorotan dan disebut tak transparan saat menjelaskan perkembangan kasus kematian Brigadir J.

Potongan video saat Choirul Anam melipat kertas print out cell dump belakangan viral di media sosial.

Muncul anggapan, Komnas HAM tak transparan mengusut kematian Brigadir J terkait lipatan keras Komnas HAM itu.

Baca juga: Ditemukan Jejak Obrolan Ponsel Irjen Ferdy Sambo & Orang-Orang Terdekat, Sebelum Kematian Brigadir J

KOLASE - dari kiri ke kanan, Kadiv Propam, Jrjen Pol Ferdy Sambo, istri Ferdi Sambo dan Brigadir J. Kini kasus insiden baku tembak itu jadi trending topik di Tanah Air. (Tribunnews.com)

Istri Jenderal Bisa Jadi Korban

Kuasa Hukum Istri Irjen Ferdy Sambo, Arman Hanis mengatakan bahwa istri jenderal juga bisa menjadi korban dugaan tindak pidana kekerasan seksual.

Arman menyayangkan pemberitaan yang disebut tidak lagi melihat bahwa ada seorang perempuan yang menjadi korban dugaan tindak pidana kekerasan seksual.

Kasus kekerasan seksual yang dialami kliennya disebut nyaris tenggelam.

"Segala isu-isu yang ada membuat dugaan tindak pidana kekerasan seksual malah menjadi tenggelam oleh seGala isu yang ada, padahal negara yang kita cintai ini menganut asas kemanusiaan yang adil dan beradab," kata Arman kepada wartawan, Senin 1 Agustus 2022.

Padahal, kata dia, perempuan rentan jadi korban tindak pidana kekerasan seksual (TPKS) harus dikedepankan tanpa pandang bulu.

Termasuk, korbannya tidak lain merupakan seorang istri jenderal.

Dalam kasus ini, Arman menuturkan Bharada E yang menyelamatkan kliennya dari dugaan tindak pidana kekerasan seksual yang dilakukan Brigadir Yosua alias Brigadir J.

Kliennya pun masih terselamatkan meskipun mengalami trauma.

"Bahwa apa yang terjadi terhadap klien kami saat ini harus dipercayai sampai terbukti sebaliknya," jelas dia.

Baca juga: Akhirnya Terungkap Nama Oknum Pelaku Yang Ancam Brigadir J, Kamarudin Simanjuntak Sebut Inisialnya

Dijelaskan Arman, apabila nantinya dugaan tindak pidana tersebut terbukti sesuai yang dilaporkan, maka apa yang dilakukan Brigadir J merupakan penghinaan dan kejahatan besar terhadap martabat seorang perempuan.

"Dan apabila dugaan tersebut terbukti dikemudian hari, maka korban J itu bukan hanya PC. Akan tetapi Irjen FS, masa depan anak-anak mereka (4 orang), orang tua PC, Brigadir E dan Institusi Polri," ujarnya.

Oleh karenanya, Arman mengharapkan tim khusus yang dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dapat mengungkap kasus ini secara tuntas dan transparan.

Hal itu sebagaimana perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi), bahwa kasus ini harus diselesaikan dan jangan ada yang ditutup-tutupi.

"Kami berharap perkara ini akan dibuka dengan seterang-terangnya dan sejelas-jelasnya," tandasnya.

Sebagai informasi, Brigadir J tewas pada Jumat 8 Juli 2022 lalu. menurut pihak kepolisian, Brigadir J yang merupakan sopir istri Kadiv Propam Polri non-aktif Irjen pol Ferdy Sambo itu, tewas setelah baku tembak dengan ajudan Irjen Ferdy Sambo yakni Bharada E

Baku tembak itu disebut polri terjadi di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Masih menurut keterangan polisi, Brigadir J tewas ditembak lantaran akan melakukan pelecehan dan penodongan pistol kepada Putri Candrawathi, istri dari Irjen Ferdy Sambo.

Baca juga: Kuasa Hukum Istri Irjen Ferdy Sambo Pertanyakan Pemakaman Kedinasan Jenazah Brigadir J

Dalam kasus ini, pihak kuasa hukum menemukan sejumlah kejanggalan yang satu di antaranya adalah soal hasil autopsi yang dilakukan RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur.

Menurut pengacara, di tubuh Brigadir J bukan hanya luka tembak yang diterima, melainkan adanya luka lain di bagian wajah, leher, ketiak, hingga kaki.

Hal ini yang menjadi dasar pihak keluarga meminta dilakukan autopsi ulang kepada jenazah Brigadir J. (*)

Berita Lain Terkait Brigadir J

Berita Terkini