Permohonan kedua berkaitan dengan masa lalu tentang masalah pengampunan atas segala perbuatan atau pun kelalaian di masa yang lalu.
Permohonan ketiga adalah berkaitan dengan masa mendatang tentang perlindungan dari pencobaan yang menghadang setiap perjalanan hidup manusia.
Dengan ketiga permohonan itu, kita diajar untuk menaruh seluruh kebutuhan pokok dan seluruh periode kehidupan kita di hadapan Allah Tri Tunggal Mahakudus.
Mengapa Allah Tritunggal Mahakudus? Sebab permohonan tentang makanan (rezeki) untuk mempertahankan hidup adalah kepada Allah Bapa, Pencipta dan pemelihara kehidupan alam semesta dan segala makluk.
Sedangkan permohonan tentang pengampunan mengarah kepada Allah Putera, sebagai Juru Selamat dan Penebus dosa.
Sementara permohonan perlindungan dari pencobaan mengarah kepada Allah Roh Kudus, Sang Penghibur, Sang Penguat, Penerang dan Pembimbing.
Doa Bapa kami sebagaimana diajarkan oleh Yesus merupakan doa yang paling sempurna, bagaimana doa itu seharusnya menjadi rujukan dalam setiap kita mengarahkan doa kita kepada Allah Tritunggal.
Permohonan kita dalam doa tidak semata-mata doa ‘litani permohonan’. Doa Bapa kami adalah doa yang paling ideal, karena doa itu mengutamakan kehendak Allah dan menyelaraskan permohonan kita kepada-Nya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 24 Juli 2022, Doa dan Kebutuhan Manusia
Oleh karena itu sebagai pengikut Kristus sudah selayaknya dan sepantasnya tidak henti-hentinya berdoa : Bapa Kami setiap hari dengan beberapa prinsip yang perlu dipegang dalam berdoa:
(1) Yakin dan percaya bahwa Allah itu Mahabaik, sehingga tidak mungkin la mengabaikan atau malah memberikan yang buruk kepada kita;
(2) Jangan serakah dan memohon semua yang kita inginkan, tetapi mintalah apa yang memang sungguh kita butuhkan saat ini;
(3) Bila belum dikabulkan, jangan sungkan atau putus asa, tetapi tetaplah bertekun dalam doa dan karya hingga permohonanmu terkabul, seperti Abraham berdoa dalam bacaan pertama;
(4) Jika perlu, perkuatlah doamu dengan berpuasa (bdk. Mat. 17:21: “Jenis ini tidak dapat diusir, kecuali dengan berdoa dan berpuasa”);
(5) Sertailah doamu dengan jerih payah agar yang diperlukan dapat diperoleh, mengingat tidak cukup “meminta” tetapi juga perlu “mencari” (ay. 9 : “Carilah maka kamu akan mendapat”).
Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 24 Juli 2022