Dia berpendapat, penyebaran virus ini sangat cepat. Daging sekilo yang masuk, berpotensi terjadi penyebaran PMK.
Menurut Yulius, NTT sejauh ini menjadi daerah yang mesti dijaga agar bisa mengirim sapi ke wilayah lain di Indonesia.
Apalagi menjelang Idul Adha, perlu dijaga agar tidak menjadi kelangkaan.
"Apalagi ternak kita sehat dan tidak cacat. Sapi-sapi kita sangat diminati dan harganya terjangkau," ungkapnya.
Baca juga: Vikjen KAK, Romo Dus Duka: Idul Adha Sebagai Pemberi Semangat Pengorbanan Bagi Umat Muslim
Untuk itu, ujar Yulius, perlu menjaga keseimbangan antara produksi sapi dan pemasaran.
Saat ini pasaran telah tersedia sehingga perlu menjaga permintaan sapi agar tidak terjadi kelangkaan. Ini juga kesempatan bagi peternak untuk memproduksi ternak.
Pengiriman ternak dari NTT ke luar daerah, dilakukan antar pengusaha. Pemerintah hanya memfasilitasi.
Ternak yang di antarpulaukan, akan melakukan karantina selama 14 hari, pemeriksaan kesehatan dan penyemprotan disinfektan ke ternak dan kandang.
Sapi yang dikirim sekitar 20 ribu, kambing 40 ribu dan domba hampir 200 ekor. (Fan)