Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM, WAINGAPU- Puskesmas Kawangu di Kecamatan Pandawai Kabupaten Sumba Timur mengintervensi dan terus melakukan pendampingan terhadap 118 bayi stunting yang berusia dibawah dua tahun atau Baduta atau 0-23 bulan di wilayah kerjanya.
Selain baduta stunting, Puskesmas Kawangu juga terus mendampingi tumbuh kembang sebanyak 16 anak kurang gizi di wilayah itu.
Menurut Plt Kepala Puskesmas Kawangu, Rambu Mema bahwa jumlah Baduta stunting terbanyak terdapat di Desa Palakahembi dengan total mencapai 32 bayi.
Sementara itu, Kelurahan Watumbaka menjadi wilayah dengan jumlah bayi stunting paling sedikit di wilayah kerja mereka yakni 2 bayi.
Selain desa atau kelurahan tersebut, Baduta stunting terdapat di Kelurahan Kawangu sejumlah 23 bayi, Desa Kambata Tana sejumlah 18 bayi, Desa Kadumbul sejumlah 18 bayi, dan Desa Walatungga sejumlah 12 bayi. Untuk Desa Maubokul ada 9 bayi dan Desa Laindeha ada 4 bayi.
Baca juga: Salurkan CSR Untuk PMT, PLN UP3 Sumba Dukung Pemerintah Turunkan Prevalensi Stunting
Dijelaskan Rambu Mema pihaknya terus berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun dunia usaha serta lembaga lainnya untuk mendukung intervensi yang dilakukan dalam upaya mempercepat penurunan angka stunting di wilayah itu.
Pendampingan yang dilaksanakan itu termasuk pengukuran, sosialis dan pemberian makanan tambahan rutin yang didukung oleh berbagai lembaga dan TP PKK Kabupaten Sumba Timur.
Kini pihak Puskesmas menyelenggarakan Kamis Bergizi secara serentak di Kelurahan Kawangu, Desa Palakahembi, Desa Kambatatana, dan Desa Laindeha.
Selain dari alokasi dana desa, dukungan juga diberikan Bank NTT Cabang Waingapu dan PLN UP3 Sumba misalnya, melalui Program PMT dari dana CSR mereka.
Lebih dari itu, Puskesmas Kawangu juga telah membuat inovasi Program Selimut Cantik untuk mencegah stunting sejak kehamilan ibu.
Baca juga: Pemprov Gelar Raker Percepatan Penurunan Stunting NTT di Sumba Timur
Inovasi gizi itu bertujuan untuk menyelamatkan ibu hamil dengan resiko tinggi dan mencegah anak stunting di wilayah itu.
Ada lagi yang dilakukan Puskesmas Kawangu yaitu menetapkan Desa Palakahembi sebagai pilot project Program Selimut Cantik meski tetap mereplikasi program itu di seluruh desa dan kelurahan yang menjadi wilayah kerja mereka.
Bendelina Banni Bigo (20), orang tua baduta Nesya Kristiani Migu (2) menyambut baik program tersebut. Ia merasa senang karena ada dukungan pemerintah dan mitra termasuk PLN Peduli yang mengintervensi pendampingan terhadap tumbuh kembang anak stunting termasuk anaknya.
Ia berharap, dengan pendampingan yang berkelanjutan, anaknya serta anak anak lain dapat terbebas dari status anak stunting atau anak gizi kurang.
"Kami terima kasih sekali. Semoga bisa membuat anak anak kami kembali sehat dan tidak stunting lagi," ujar dia saat pemberian makanan tambahan. (Ian)