Itulah penegasan Yesus terhadap wanita yang datang dan menjamah jumbai
jubah-Nya.
Mukjizat terjadi karena iman wanita itu dan kepercayaan, kepasrahan dari seorang kepala rumah ibadat.
Iman mereka menggerakkan hati Yesus untuk membuat mukjizat.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Dalam hidup ini, kadang atau sering kita mengalami persoalan pelik yakni
sakit penyakit dan penderitaan. Ketika kita menjadi bingung, putus asa, kecewa dan frustrasi.
Oleh karena itu, kita belajar dari dua orang dalam injil hari ini.
Dua orang itu punya kesulitan dan penderitaan. Keduanya menanggung beban hidup yang berat.
Dalam situasi tersebut, mereka sama-sama berharap pada Yesus. Mereka percaya, Yesus sanggup mengangkat derita itu dari pundak
mereka.
Yang hebat, bahwa ada gerakan iman dari keduanya. Iman itu membuat
mereka berdua bersikap gigih, tidak mau menyerah pada nasib.
Tidak peduli anaknya sudah mati, tidak peduli penyakitnya parah, tetap saja mereka menjumpai Yesus.
Mereka memiliki gerakan iman yang sama yakni percaya dan berharap kepada
kasih serta kebaikan Yesus.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 2 Juli 2022, Hukum yang Baru
Yesus menyambut hangat iman mereka. Ia pun berkenan memenuhi harapan keduanya: yang sakit diberi-Nya kesembuhan, yang mati diberi-Nya kehidupan.
Maka yang perlu kita renungkan adalah apakah kita sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan Yesus ketika kita menghadapi persoalan dalam hidup ini?
Dalam Yesus, segala perkara hidup kita mendapatkan jawabannya. Perlu sebuah gerakan iman akan Tuhan.
Kontemplasi