“Material lapuk dengan volumenya kurang lebih 400.000 meter kubik. Kami selalu khawatirkan kalau ada potensi erupsi besar, bisa terjadi guguran atau longsoran dan itu bisa menimbulkan awan panas juga”.
“Kami lebih khawatirkan longsornya (mengarah) ke desa Jontona, karena berhadapan langsung dengan arah bukaan kawah,” ujarnya.
Kegiatan konsultasi publik yang diinisiasi Yayasan PLAN Internasional Indonesia PIA Lembata ini merupakan rangkain dari penyusunan rencana kontingensi Ili Lewotolok tahun 2022-2025, dimana Plan sendiri menargetkan akhir Juni ini dokumen Renkon yang dikerjakan sudah final untuk selanjutnya digelar sosialisasi dan simulasi. (*)